Keterangan foto: DR. Drs. I Nyoman Sarjana, M.Ikom mahasiswa program Pasca Sarjana UHN yang juga Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan Kuta, berhasil lulus dengan predikat Cumlaude dan meraih gelar Doktor/MB

Denpasar (Metrobali.com) –

Rektor Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa, I Gusti Ngurah Sudiana memberikan apresiasi terhadap Disertasi Penelitian terkait Upacara Pamarisudha Karipubhaya dalam Recovery Pariwisata di Kuta Pasca Bom Bali tahun 2002.

“Sebab dengan diadakannya ritual upacara tersebut maka seluruh dunia akhirnya mengetahui bahwa Bali memiliki solusi yang bijak dalam menyelesaikan suatu masalah yaitu dengan melaksanakan Upacara Pamarisudha Karipubhaya,” ujar Ngurah Sudiana.

Hal tersebut dikemukakannya usai prosesi pengukuhan DR. Drs. I Nyoman Sarjana, M.Ikom mahasiswa program Pasca Sarjana UHN yang juga Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan Kuta, yang berhasil lulus dengan predikat Cumlaude dan meraih gelar Doktor yang ke-90 di Kampus tersebut.

“Pemilihan upacara Pamarisudra Karipubhaya sebagai jalan me-recovery pariwisata kuta, didorong beberapa faktor. Diantaranya Teologi Hindu, Dumanggala-Durbhiksa, kepercayaan tentang Salah Pati, hiruk-pikuk media masa, ketakutan sekala niskala, memulihkan Tri Hita Karana, keterpurukan pariwisata dan faktor tokoh,” kata DR Nyoman Sarjana.

Dirinya tak membantah bahwa upacara Pamarisudra Karipubhaya bisa dijadikan acuan role model penyelesaian suatu masalah, meskipun pasca terjadinya tragedi Bom Bali berdampak pada kehilangan jiwa dan pekerjaan namun terbukti pemulihannya tidaklah berlangsung lama.

Terkait upacara, dilaksanakan dengan beberapa tahapan ritual. Dimulai dengan Nyukat Genah Upacara, Matur Piuning, Ngias Wewangunan lan genah upacara. Dilanjutkan Nuwur Tirta Pakulun dan Mapepada.

“Terakhir Puncak Karya, yang dipimpin Tri Sadhaka, serta terdiri dari Tawur Agung, Tawur Gentuh, dan Mapakelem,” tutur DR Nyoman Sarjana.

Adapun pemimpin upacara Tawur Agung dibekas ledakan bom, yakni Ida Pedanda Gede Putra Bajing, Ida Pedanda Griya Buduk, Ida Pedanda Buda Nyoman Jelantik (Geriya Budakeling), dan Ida Rasi Bhujangga (Geriya Sempidi). Sementara itu di jaba Pura Segara dilaksanakan Upacara Tawur Gentuh dipimpin tiga pendeta, Ida Pedanda Pemaron (Munggu), Ida Pedanda Buda (Geriya Sukawati), dan Ida Rshi Bhujangga (Geriya Ubung). Upakara pokok yang dipergunakan pada tahap inti terdiri Banten Tawur Agung, Banten Tawur Gentun, dan Mapakelem,” pungkasnya. (hd)