Kuala Lumpur (Metrobali.com)-

Malaysia akan menyerahkan protes diplomatik atas dugaan penyusupan satu kapal Penjaga Pantai Tiongkok ke wilayah perairannya di lepas pantai pulau Borneo di kawasan Laut Tiongkok Selatan yang disengketakan, kata seorang perwira tinggi angkatan laut.

Kepala Staf AL Abdul Aziz Jaafar mengatakan sejak akhir 2014, penyusupan-penyusupan oleh kapal-kapal Tiongkok ke perairan Malaysia terjadi tiap hari dan Kuala Lumpur menyampaikan protes ke Beijing tiap hari.

Abdul Aziz mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa kapal Tiongkok itu yang terlibat dalam insiden paling akhir berada di perairan Malaysia.

“Kami berada di kawasan itu. Kami membayangi kapal itu terus, Ini satu perkara tempat mereka ingin mempertahankan kehadiran mereka di sana tetapi pada saat yang sama kami di sana untuk meyakinkan dan memberitahu mereka bahwa ini merupakan perairan kami,” kata dia.

“Kami telah mengajukan (protes diplomatik). Tiap waktu kami mendeteksi mereka… tiap kali kami melihat mereka kami mengingatkan mereka bahwa mereka berada di perairan kami. Pada saat yang sama kami mengeluarkan protes diplomatik,” tambahnya.

Insiden terakhir terjadi dekat Luconia Shoal, satu kawasan di Laut Tiongkok Selatan di luar Spratly, gugusan pulau yang disebut-sebut kaya minyak dan diklaim seluruh atau sebagian oleh Brunei, Tiongkok, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.

Abdul Aziz mengatakan penyusupan kapal Tiongkok itu terjadi sangat dekat dengan pesisir Malaysia.

Luconia Shoals terletak hanya 65 mil laut (120 kilometer) sebelah baratlaut kota Miri yang kaya minyak di negara bagian Sarawak.

Abdul Aziz mengatakan dalam insiden paling akhir itu usaha-usaha untuk berkomunikasi dengan kapal Tiongkok tersebut untuk menyatakan bahwa kapal itu berada di perairan Malaysia tak mendapat tanggapan.

Beijing, yang mengklaim Laut Tiongkok Selatan hampir semua, telah membangun pulau-pulau buatan seluas 800 hektare di Spratly, termasuk pulau-pulau buatan dengan peralatan militer yang tampaknya memiliki maksud militer.

Negara-negara di kawasan prihatin atas langkah-langkah yang dibuat Tiongkok yang mengkalim hampir sebagian laut itu, termasuk program pengembangan pulau dengan skala besar.

Filipina dan Amerika Serikat telah mendesak Tiongkok menghentikan reklamasi.

Malaysia, yang memiliki hubungan ekonomi erat dengan Tiongkok, biasanya menurunkan ketegangan-ketegangan di Laut Tiongkok Selatan dan menghindari kritik terhadap aksi-aksi Tiongkok di perairan yang kaya energi itu.

Tetapi Abdul Aziz mengatakan sejak September 2014 terjadi peningkatan penyusupan oleh kapal-kapal Penjaga Pantai Tiongkok.

“Kami memprotes tiap waktu. Kami melihat mereka tiap hari,” kata dia.  (Antara/AFP)