Kegiatan MOS Jangan Disalahgunakan
Bangli (Metrobali.com)-
Memasuki hari pertama sekolah, maka bagi siswa baru wajib hukumnya harus mengikuti agenda Masa Orientasi Sekolah (MOS). Berbagai kegiatan dibuat pihak sekolah dalam hal ini OSIS dalam mengisi masa orientasi itu .
Bertalian dengan pelaksaan MOS itu, maka kalangan anggota DPRD Bangli meminta agar dalam pelaksnaan MOS itu tidak sampai i menyimpang dari makna MOS itu sendiri . Ketua komisi II DPRD Bangli , I Nyoman Sugiman , Senin (15/7) meminta agar pelaksaan MOS di Bangli bisa berjalan sesuai dengan rambu- rambu yang ada. Jangan samapi agenda MOS membuat siswa menjadi takut dan trauama , gunakanlah agenda MOS sebagai tempat untuk waktu memperkenalkan lingkungan sekolah bagi peserta didik baru . “ Gunakan lah kegiatan MOS sebaga wahana untuk menambah intelektualitas , kepribadian dan moral siswa. Jangan Mos justru dianggap sebuah hal yang sangat menyeramkan oleh siswa, “ harap politisi asal Desa Manikliyu, Kintamani ini.
Sementara itu Ketua Osis SMAN I Bangli, Made Sandika mengatakan untuk kegiatan MOS di SMAN I Bangli diisi dengan kegiatan yang sifatnya positif , seperti pemberian materi dari guru dan pihak OSIS . Selain itu juga diisi dengan kegiatan didalam kelas dengan materi lebih pada penekanan kedisiplinan. Lanjutnya untuk kegiatan Mos berlangsung dalam dua sesi yakni pagi dan sore . Untuk kegiatan sore hari pertama MOS diisi dengan kegiatan mencari barang dan baris berbaris. “ Kegiatan MOS berlangsung selama tiga hari “ ujar Sandika
Ditempat terpisah , Kepala Sekolah SMAN I Bangli , I Wayan Darsana Spd Msi mengatakan sudah menjadi tradisi setiap [penerimaan siswa baru akan diisi dengan kegiatan MOS. Untuk Mos sendiri diisi dengan kegiatanya yang sifatnya positif dan terukur . MOS sendiri adalah sebagai wadah pengenalan lingkungan sekolah dan juga bertujuan pembentukan karakter. WAN-MB
2 Komentar
MOS for new students aimed at the formation of the character and also the introduction of the school environment that is positive, it is great!! but do not come out of the expected implementation of the guidelines will be difficult because of her parents, thank you
Saya tidak setuju dengan masih dilakukannya MOS secara konvensional. Contohnya di SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar pada permulaan tahun ajaran 2013 ini, peserta MOS diharuskan mencari barang-barang atau jenis makanan yang sangat-sangat susah dicari di pasaran. Bahkan ada barang yang tidak bisa dicari sama sekali. Saya tidak mengerti apakah ada pesan sponsor didalamnya.
Disisi lain, siswa diharuskan berfoto ala pemulung di tempat tumpukan sampah dengan dandanan semirip-miripnya dengan pemulung. Foto ini lantas dipasang pada name tag yang ukurannya abnormal. Dimana unsur mendidiknya ? Bahkan ini terkesan melecehkan profesi para pemulung. Tidakkah pihak sekolah melihat ini sebagai suatu upaya untuk menanamkan pemahaman dikalangan siswa baru bahwa memulung seakan pekerjaan nista ?
MOS yang dilakukan ala SLUA Saraswati ini selain menjadi beban biaya yang besar bagi orang tua siswa juga menguras energi baik bagi siswa yang bersangkutan maupun orang tua siswa.
Saya tidak bisa melihat ini merupakan cara untuk memperkenalkan lingkungan sekolah kepada siswa baru, kecuali acara balas dendam yang dilakukan senior (baca OSIS) kepada juniornya atas perlakuan yang pernah diterima seniornya dari senior-senior mereka sebelumnya.
Semoga menjadi bahan masukan kepada kita semua, terutama pihak sekolah dan OSIS agar kedepan memanfaatnay satu minggu berharga ini untuk betul-betul diisi dengan kegiatan positif, bukan kekonyolan sepeti yang dilakukan oleh OSIS SLUA Saraswati 1 Denpasar kali ini.
Astungkara