Den Haag, (Metrobali.com) –

Kasus baru flu unggas telah dideteksi di satu peternakan unggas di Zoeterwoude di Provinsi Holland Selatan, kata Kementerian Urusan Ekonomi Belanda, Ahad (30/11).

Kasus di Zoeterwoud itu adalah mengenai varian influenza unggas H5 di satu perusahaan ayam petelur dengan sebanyak 28.000 hewan. Peternakan yang terpengaruh direncanakan dibersihkan oleh Lembaga Keselamatan Produk Konsumen dan Pangan Belanda (NVWA) pada Ahad.

Belum jelas apakah itu adalah mengenai patogen rendah atan patogen tinggi varian influenza unggas H5. Analisis lebih lanjut diharapkan bisa mengungakp jenis pasti flu unggas tersebut. Menurut perkiraan Kementerian itu, hasil analisis diperoleh pada 1 Desember 2014.

Semua empat peternakan lain dalam radius 10 kilometer dari perusahaan di Zoeterwoude tersebut akan diperiksa untuk mengetahui kemungkinan kehadiran flu unggas, demikian laporan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Penyebab penularan itu belum diketahui. Semua ayam tersebut tak memiliki akses ke luar.

Penularan pertama wabah paling belakangan flu unggas di Belanda itu ditemukan pada 15 November di satu peternakan di Hekendorp di Provinsi Utrecht.

Lima hari kemudian, virus tersebut muncul di satu peternakan unggas di Desa Ter Aar di Holland Selatan, lalu diikuti oleh dua penularan lagi di satu peternakan itik dan satu peternakan ayam di Kamperveen di Provinsi Overijssel.

Semua penularan flu unggas tersebut melibatkan varian H5N8. Setelah pengumumnan terakhir mengenai flu unggas di Kamperveen pada Jumat, 21 November, tak ada laporan mengenai kasus baru.

Pada Ahad, 23 November, larangan pengangkutan unggas nasional selama 72 jam berakhir. Bukan melaksanakan kebijakan baru nasional, Kementerian Urusan Ekonomi Belanda malah melakukan pendekatan regional guna memerangi wabah flu unggas. Negeri itu terbagi atas empat wilayah peternakan unggas.

Semua tindakan dirancang guna mencegah penyebaran lebih lanjut flu unggas. Tindakan tersebut diperkirakan berjalan setidaknya selam dua pekan lagi dari Ahad (30/11).

“Ini adalah kemunduran besar,” kata Sharon Dijksma, Sekretaris Negara bagi Kementerian Urusan Ekonomi Beland, dalam acara TV Buitenhoff pada Ahad. “Kami telah melakukan langkah maksimal sejak wabah di Hekendorp dua pekan lalu. Kami masih berharap itu takkan seburuk kondisi pada 2003.” Wabah besar terakhir flu unggas, varian H7N7, di Belanda terjadi pada 2003. Secara keseluruhan tak kurang dari 30,7 juta hewan dipilah pada saat itu.

(Ant) –