Kabul, (Metrobali.com) –

Kandidat presiden Afghanistan, Abdullah Abdullah mengatakan ia selamat dari satu usaha pembunuhan Jumat ketika satu ledakan menghantam konvoi kampanyenya di Kabul hanya beberapa hari menjelang pemungutan suara.

“Beberapa menit lalu, ketika kami meninggalkan rapat kampanye konvoi kami dihantam satu ledakan bom,” kata Abdullah kepada rapat kampane lainnya yang dikutip stasiun televisi Afghanistan. Ia menambahkan sejumlah pengawalnya cedera ringan, sementara ia tidak cedera.

Lokasi ledakan itu diamankan oleh personil keamanan sementara ambulan-ambulan dikerahkan ke lokasi itu dan mengangkut mereka yang cedera ke rumah sakit, di tengah badai pasir yang melanda ibu kota itu, kata stasiun televisi.

Usaha pembunuhan terhadap Abdullah itu terjadi menjelang pemilihan presiden putaran kedua pada 14 Juni , yang gerilyawan Taliban telah ancam akan mengganggunya.

Sejauh ini tidak ada yang mengaku bertanggung jawab bagi serangan itu.

Afghanistan sedang menghadapi pemilihan untuk menggantikan Presiden Hamid Karzai, yang berkuasa sejak jatuhnya pemerintah Taliban tahun 1996-2001.

Abdullah gagal mencapai ambang batas 50 persen suara bagi satu kemenangan yang dibutukan dalam pemilihan putaran pertama dan akan menghadapi mantan ahli ekonomi Bank Dunia Ashraf Ghani dalam putaran kedua.

“Kami mengecam serangan terhadap kandidat presiden Dr.Abdullah Abdullah,” kata Ghani di Twitter.

“Ini adalah perbuatan musuh-musuh Afghanisan untuk merusak proses demokratik di negara itu.” Presiden Barack Obama baru-baru ini menggariskan strategi AS untuk mengakhiri perang terlama AS, dengan mengatakan bahwa penggelaran 32.000 tentara AS di Afghanistan akan dikurangi menjadi sekitar 9.800 personil mulai tahun 2015.

Pasukan ini akan dikurangi separuhnya pada akhir tahun 2015 sebelum akhirya tinggal dengan kekuatan hanya untuk menjaga kedubes AS dengan satu komponen bantuan keamanan pada akhir tahun 2016.

Tetapi penurunan itu tergantung pada Afghanistan menandatangani satu Perjanjian Keamanan Bilateral (BSA) yang lama tertunda menetapkan syarat-syarat kehadiran militer AS di negara itu setelah tahun ini.

Karzai menolak menandatangani perjanjian itu, tetapi para kandidat presiden Afghanistan berikrar akan menandatangani perjanjian itu jika terpilih.

 (Ant) –