Denpasar, (Metrobali.com)

 

Komisi III DPRD Bali menggelar rapat rapat koordinasi terkait permasalahan kemacetan menuju Pelabuhan Sanur ( Pantai Matahari Terbit), bersama stakeholder terkait seperti Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Dinas Perhubungan Kota Denpasar, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Bali, Dinas pekerjaan dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Bali, Kepala Bappeda Bali dan lainnya, Selasa 25 Juli 2023.

Terungkap dalam rapat, saat ini kapasitas Pelabuhan yang diresmikan pada tahun 2022 oleh Presiden RI Joko Widodo saat ini daya tampung penumpangnya sudah overload sekitar 900 ribu.

“Pertahun angkanya 2,9 juta pertahun, operasi yang kita siapkan tahun pertama hanya 2 juta jadi ada 900 ribu over dari perhitungan kita, pemulihan pasca covid sangat besar,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali Syamsi Gunarta ditemui usai Rapat koordinasi terkait permasalahan
kemacetan menuju Pelabuhan Sanur ( Pantai Matahari Terbit) bersama Komisi III DPRD Bali, di Gedung DPRD Bali, Selasa 25 Juli 2023.

Syamsi kemudian merinci sejumlah permasalahan yang menyebabkan biang macet seperti akses jalan menuju Pelabuhan Sanur disebabkan kendaraan yang menuju Pelabuhan Sanur parkir pada badan jalan (Jalan Matahari Terbit dan Ruas Jalan Bypass I Gusti Ngurah Rai), akses pergerakan keluar – masuk Pelabuhan Sanur melalui 1 ruas jalan (Jalan Matahari Terbit), jarak Gate Tiket parkir dengan jalan akses Pelabuhan Sanur terlalu dekat, kemudian terdapat konflik pada saat manuver kendaraan menuju Pelabuhan Sanur di Simpang Matahari Terbit, Keberangkatan Kapal yang tidak sesuai dengan time schedule, Pertumbuhan jumlah penumpang Pelabuhan Sanur saat ini (Tahun 2023) meningkat melebihi perkiraan/proyeksi dalam Rencana Induk Pelabuhan Sanur Tahun 2019.

Sementara untuk data jumlah penumpang secara real operation, Syamsi mengaku pihaknya memiliki data secara real operation per tahun. Namun rata-rata trafik jumlah penumpang di Pelabuhan Sanur sebanyak 800 ribu orang per harinya.

Karena itu, kata Syamsi karena dari segi kapasitas sudah ‘jenuh’ ditambah maraknya sopir taksi online yang mangkal di pinggir jalan nasional tepatnya di Jalan By Pass Ida Bagus Mantra, pihaknya mengaku saat ini baru bisa mengatasi permasalahan tersebut dengan solusi jangka menengah yaitu di tahun 2024 antara lain pengaturan .

“Kita kalau menyelesaikan gak bisa, kemacetan itu kan bisa geser jadi yang kita ini lakukan bagaimana mengurangi dampaknya, sebetulnya itu memang secara kapasitas di by pass itu terbatas kapasitasnya,” tandasnya

“Kita lihat solusi jangka menengah atau tahun depan sudah ada ada solusi lebih baik penyesuaian aliran lalu lintas dan penambahan lahan parkir,” imbuh Syamsi.

Memang penataan itu lebih berorientasi pada transit, lanjutnya. “Sebetulnya yang kita harapkan orang yang mengakses ke pelabuhan dengan mobil transit kendaraan yang dikumpulkan terlebih dahulu baru diangkut kesana.
Kendaraan gak banyak tapi penumpangnya disana,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Bali, Anak Agung Ngurah Adi Ardhana meminta para lembaga terkait agar segera menyiapkan kantong parkir.

“Kalau bisa dimungkinkan kenapa tidak dari sekarang disiapkan kantong parkir. Kita fokus dari sudut pariwisata ada dua pola yang kesana (Nusa Penida) itu wisatawan personal dan grup,” ucapnya saat rapat.

Ia pun bertanya kepada Kepala Balai mengapa tidak ada spanduk larangan dilarang parkir di bahu jalan nasional karena sesuai UU, katanya memang tidak boleh parkir di jalan nasional.

Ia kemudian membandingkan dengan negara tetangga seperti di Singapura dimana warga saat hendak parkir bisa mengetahui informasinya jumlah sisa kantong parkir hal ini dapat membuat orang untuk tidak parkir sembarangan, cetusnya.

Karena itu, ia meminta jangka waktu pendek yaitu di bulan Agustus sambil menunggu solusi jangka panjang.

“Saya harap ada solusi jangka pendek dan panjang, karena sudah terjadi berulangkali. Saya tidak undang Bendesa itu teknis. Kalau ada dana fisik untuk lahan silahkan saya suport,” pungkasnya.

Sementara itu, dari video yang viral di media sosial, dilihat bahwa kondisi jalan/akses menuju Pelabuhan Sanur memang sempit hanya cukup untuk satu mobil, kemudian bercampur dengan kendaraan sepeda motor, terlihat gapura yang membuat akses jalan tersebut semakin sempit.

Pewarta : Tri Prasetyo