Caracas, (Metrobali.com) –

Jumlah korban tewas dari beberapa pekan aksi protes yang telah melumpuhkan Venezuela Sabtu meningkat menjadi 39 orang setelah dua orang lagi tewas dalam insiden terpisah, kata Menteri Dalam Negeri Miguel Rodriguez.

Rodriguez mengatakan di TV publik VTV di San Cristobal, bahwa sarang gerakan ini telah mengalami beberapa kekerasan terburuk, pria 44 tahun meninggal setelah menabrak kabel tegangan tinggi saat para demonstran membawa billboard untuk membentuk barikade.

Di Maracaibo, seorang pria 33 tahun tewas setelah mortir rakitan tiba-tiba meledak di tangannya.

Pemerintah sayap kiri Presiden Nicolas Maduro telah menghadapi gelombang protes jalanan hampir setiap hari sejak 4 Februari, dengan kemarahan publik atas melonjaknya kejahatan, hiper-inflasi dan kekurangan barang-barang penting.

Maduro, pewaris sosialis terpilih almarhum Presiden Hugo Chavez, telah mengecam demonstrasi, mencap mereka sebagai plot “fasis” yang diatur oleh Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintahannya.

Ratusan demonstran pro-dan anti-pemerintah turun ke jalan-jalan ibu kota Caracas sekali lagi h pada Sabtu.

Pendukung oposisi berbaris untuk unjuk rasa terhadap kekurangan komoditas, kejahatan dan sensor pemerintah.

“Mereka menangkap mahasiswa-mahasiswa yang protes tetapi meninggalkan penjahat dan preman tetap bebas. Kami terisolasi dan tak bersuara,” ujar pensiunan insinyur Jorge Elias.

Marta Perez, 50, menambahkan: “Kami lelah tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan, dan penjahat membunuh anak-anak kami.” Pendukung setia ideologi “Chavista” yang didukung oleh Maduro dan pendahulunya sementara berbaris ke istana presiden untuk unjuk rasa terhadap dampak lingkungan yang disebabkan oleh protes.

(Ant) –