Denpasar (Metrobali.com)-

 

Untuk memacu pertumbuhan ekonomi kerakyatan, Pemprov Bali punya program Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Bali Mandara. Jamkrida Bali Mandara (JBM) memberikan jaminan kredit bagi kalangan Usaha Menengah Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK) yang punya usaha yang layak dibiayai perbankan namun kesulitan akses perbankan karena ketiadaan agunan. Yang membanggakan, JBM yang usianya baru dua tahun telah melakukan penjaminan terhadap 5.759 nasabah dengan nilai kredit mencapai Rp. 653,4 milyar. Sebagian nasabah tersebut merupakan kalangan UMKMK (Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi) yang tersebar di seluruh Bali. Hal tersebut disampaikan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali Drs. I Ketut Teneng,SP,M.Si, Kamis (2/4/2013).

 

Ketut Teneng menandaskan, Program Jamkrida ini merupakan wujud nyata keberpihakan Pemprov Bali pada perkembangan usaha kecil, menengah dan koperasi. Hal ini mengingat, keberadaan UMKMK memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam memajukan sektor perekonomian daerah Bali. “Bali memiliki potensi UMKMK yang cukup besar, terdiri dari 262.000 UMKM, 132.000 IKM dan 4.222 koperasi,” bebernya.

 

Dari jumlah tersebut, 73 persen belum memiliki akses permodalan ke perbankan karena keterbatasan administrasi dan belum bisa memenuhi syarat penjaminan. Atas dasar itulah, kata Teneng, Pemprov Bali membuat sebuah terobosan dengan meluncurkan program Jamkrida. Sekedar catatan, Bali merupakan daerah kedua setelah Jawa Timur yang membentuk lembaga penjaminan kredit. Program ini diharapkan membawa angin segar bagi pertumbuhan UMKMK di Pulau Dewata sebagai salah satu lokomotif perekonomian. “Kita ingin UMKMK tumbuh menjadi usaha yang tangguh sehingga kesejahteraan masyarakat bisa ditingkatkan,” imbuhya. Selain itu, kemajuan UMKMK juga akan mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja sehingga dapat menekan angka pengangguran.

 

Dalam pelaksanaannya, Jamkrida mendapat respon sangat positif dari masyarakat khususnya kalangan UMKMK. Sektor usaha yang dijamin antara lain bidang perdagangan, peternakan, koperasi, LPD, pertanian, multiguna dan linkage BPR. Salah satu UMKMK yang telah menikmati program Jamkrida adalah Usaha Kaki Palsu milik Ketut Sudarmada di Bajra, Kabupaten Tabanan. Sudarmada yang mengajukan plafon kredit sebesar Rp. 200 juta mengaku sangat berterima kasih atas diluncurkannya program ini. Sebagai pengusaha kecil, dirinya merasa sangat terbantu. Dia berharap, dengan tambahan modal yang diperoleh, usaha kaki palsunya bisa berkembang.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Budi Luhur, Payangan Kabupaten Gianyar juga telah menikmati program Jamkrida dengan plafon kredit sebesar Rp. 100 juta. Selain itu, UD Bumi Arta di Kabupaten Jembrana yang bergerak di perdagangan hasil bumi juga memanfaatkan program Jamkrida dengan plafond kredit sebesar Rp. 800 juta. Selain penjaminan untuk usaha, Jamkrida juga melakukan penjaminan kredit terhadap pedagang pasar yang tersebar di Pasar Baturiti, Pasar Bajra, Pasar Ubud, Pasar Karangasem, Pasar Danau Beratan.

 

Tak berhenti sampai di sana, Jamkrida pun terus mengembangkan jenis layanannya. Belakangan, JBM meluncurkan produk penjaminan Surety Bond dan Kontra Bank Garansi. Surety bond merupakan sebuah terobosan JBM untuk membantu kalangan usaha yang terkait dengan program pengadaan barang dan jasa pemerintah daerah. Sementara untuk membantu pengusaha jasa kontruksi, JBM meluncurkan produk Kontra Bank Garansi. Terobosan ini mendapat apresiasi  positif dari kalangan pengusaha Jasa Konstruksi. Apresiasi positif juga datang dari kalangan pengusaha jasa kontruksi yang hadir dalam sosialisasi tersebut.

“Kami di jasa konstruksi ibaratnya sudah lama mengalami sakit dalam memperoleh kredit permodalan,” ujar Yasa, seorang pengusaha yang bergerak dalam jasa konstruksi saat mendapat sosi Apresiasi terhadap keberadaan JBM antara lain dikemukakan langsung oleh Jero Puspawati, pengusaha UMKM yang bergerak di bidang usaha kain bordir.

“Kami yang bergerak di bidang usaha kecil dan menengah sangat terbantu dengan kehadiran Jamkrida ini,” ujarnya. Puspawati lantas menuturkan bahwa pengusaha kecil seperti dirinya sering mengalami kendala dalam penjaminan saat mengajukan kredit. “Apalagi ketika diketahui kalau pemiliknya wanita, jujur saja saya sering mengalami kesulitan,” imbuhnya.

Puspawati yang menaruh harapan besar terhadap keberadaan Jamkrida mengharapkan lembaga ini sungguh-sungguh dalam melaksanakan produk-produk penjaminannya. “Harus bisa diaktualisasikan secara nyata, jangan hanya sebatas slogan,” imbuhnya. Lebih dari itu, Jamkrida juga diminta membuat terobosan agar lebih dikenal di kalangan pengusaha kecil dan menengah. “Misalnya membina dan memberi kesempatan bagi UMKM untuk mengadakan pameran,” harapnya.

 

alisasi di Ksirarnawa beberapa waktu lalu. Baru kali ini, kata Yasa, ada terobosan pemerintah daerah membentuk Jamkrida. “Saya berharap Jamkrida Bali Mandara bisa terus berkembang sehingga lebih banyak lagi pengusaha kecil, mikro dan menengah merasakan manfaatnya,” imbuhnya.

 

Dalam kesempatan yang sama Jero Puspawati, pengusaha UMKM yang bergerak di bidang usaha kain bordir juga mengungkapkan hal senada. “Kami yang bergerak di bidang usaha kecil dan menengah sangat terbantu dengan kehadiran Jamkrida ini,” ujarnya. Puspawati lantas menuturkan bahwa pengusaha kecil seperti dirinya sering mengalami kendala dalam penjaminan saat mengajukan kredit. “Apalagi ketika diketahui kalau pemiliknya wanita, jujur saja saya sering mengalami kesulitan,” imbuhnya.

Puspawati yang menaruh harapan besar terhadap keberadaan Jamkrida mengharapkan lembaga ini sungguh-sungguh dalam melaksanakan produk-produk penjaminannya. “Harus bisa diaktualisasikan secara nyata, jangan hanya sebatas slogan,” imbuhnya. Lebih dari itu, Jamkrida juga diminta membuat terobosan agar lebih dikenal di kalangan pengusaha kecil dan menengah. “Misalnya membina dan memberi kesempatan bagi UMKM untuk mengadakan pameran,” harapnya.