Foto: Ketua Umum Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali Komang Gede Subudi mengucapkan selamat HUT ke-48 PDI Perjuangan dan mengapresiasi politik hijau yang dijalankan untuk peradaban lingkungan.

Denpasar (Metrobali.com)-

Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali mengapreiasi sikap dan jalan politik yang ditunjukkan PDI Perjuangan yang mengedepankan dan mengutamakan politik hijau, politik kehidupan dan peradaban lingkungan. Sikap politik ini tercermin nyata dalam rangkaian kegiatan peringatan HUT ke-48 PDI Perjuangan yang jatuh pada Minggu (10/1/2021).

“Sebagai aktivitis dan LSM lingkungan kami di BIPPLH Bali mengapresiasi dan merespon luar biasa apa yang dilakukan PDI Perjuangan secara nasional khususnya juga di Bali,” kata Ketua Umum BIPPLH Bali Komang Gede Subudi, Senin (11/1/2021).

Seperti diketahui Minggu (10/1/2021) PDI Perjuangan memperingati HUT ke-48 yang mengusung tema “Indonesia Berkepribadian Dalam Berkebudayaan” dengan berbagai aktivitas, dengan dua acara puncak berupa penanaman pohon dan tumpengan bersama rakyat.

Sebagai bentuk implementasi politik hijau, politik kehidupan dan peradaban lingkungan DPP PDI Perjuangan memutuskan untuk fokus pada dua kegiatan utama yaitu: Gerakan Menanam Pohon di Daerah Aliran Sungai, yang dilakukan di seluruh Indonesia dengan pusat kegiatan Minggu (10/1/2021) di sepanjang aliran Sungai Ciliwung.

Kegiatan ini mengambil tema Sungai Jalan Peradaban dan diharapkan mampu menggugah kesadaran, terutama generasi milenial bahwa lingkungan hidup terutama sungai adalah pilar peradaban dan kunci keberlanjutan hidup manusia.

Perayaan HUT ke-48 PDI Perjuangan ini juga dirayakan DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali dengan berbagai kegiatan dengan mengusung sub tema “Memantapkan Implementasi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.” Salah satunya terkait implementasi politik hijau, politik kehidupan dan peradaban lingkungan serta bentuk kepedulian lingkungan yakni dengan bakti  sosial pembersihan danau, mata air, sungai dan laut.

Ini juga implementasi nyata visi Gubernur Bali Wayan Koster yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali khususnya pada aspek Danu Kerthi yang berarti merupakan upaya untuk menjaga dan menyucikan sumber-sumber air tawar, seperti danau, sungai dan sumber-sumber mata air lainnya.

“Nangun Sat Kerthi Loka Bali adalah salah satu implemetasi politik hijau ini. Visi Pak Gubernur Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali diimplementasikan betul juga dalam HUT ke-48 PDI Perjuangan di Bali. Khususnya bagaimana menjaga dan melestarikan dan sumber-sumber mata air Bali sebagai implementasi Danu Kerthi,” papar Subudi.

Bagi BIPPLH Bali politik hijau, politik kehidupan dan politik peradaban lingkungan yang ditunjukkan PDI Perjuangan semestinya bisa menjadi contoh bagi partai politik (parpol) lainnya untuk menunjukkan keberpihakan nyata pada pelestarian dan penyelematan lingkungan sebagai sumber penopang kehidupan manusia.

“Ini harusnya jadi contoh bagi parpol lainnya. Kalau semua partai politik melakukan hal yang sama seperti ini peradaban lingkungan bangsa ini akan luar biasa ke depannya,” kata Subudi yang juga Wakil Ketua Umum (Waketum) Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Bali Bidang Lingkungan Hidup.

“Peradaban lingkungan, peradaban hijau sudah tidak kita ragukan lagi khususnya di Bali PDI Perjuangan yang diketuai Pak Koster yang juga Gubernur Bali sudah memulai membangun peradaban masa depan. Bali go green kita dukung sepenuhnya,” imbuh Subudi.

Upaya PDI Perjuangan Bali dan Gubernur Bali Wayan Koster untuk mewujudkan peradaban lingkungan, peradaban hijau juga menjadi visi misi BIPPLH Bali. “Kami di BIPPLH Bali sejalan dan mendukung visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dan siap mendukung program-program Pak Gubernur mewujudkan peradaban lingkungan, peradaban hijau,” ujar Subudi yang juga penekun penyelamat heritage dan Pembina Yayasan Bakti Pertiwi Jati (YBPJ), yayasan yang bergerak pada pelestarian situs ritus Bali.

Untuk diketahui Visi BIPPLH yakni mengawal pembangunan Bali berdasarkan Tri Hita Karana. Misi BIPPLH turut serta bersama-sama LSM, komponen masyarakat lainnya, Desa Adat, dan seluruh seluruh  masyarakat Bali dalam mengawasi hingga menolak pembangunan yang merusak lingkungan hidup dan adat istiadat Bali baik yang dilakukan oleh pemerintah, swasta maupun kelompok lainnya.

Di sisi lain walau sedang pandemi BIPPLH tetap terjadwal rutin melakukan diskusi-diskusi, bertukar informasi dengan stakeholder/NGO dalam jumlah terbatas terkait alih fungsi lahan, kerusakan lingkungan diakibatkan alam, karena galian C, abrasi dan kerusakan ATR lainnya.

Subudi menegaskan untuk mewujudkan peradaban lingkungan, peradaban hijau, semua aspek lingkungan dari hulu ke hilir harus dijaga bersama-sama. Tidak boleh lagi ada pihak-pihak yang merusak dan mengorbankan lingkungan dengan dalih apapun.

“Kami mendukung program-program pemerintah yang pro lingkungan tapi kalau yang merusak tentu kami paling depan akan menolaknya. Bagi kami aktivis, silahkan ambil kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat secara luas tapi alam tidak boleh dirusak dengan alasan apapun,” kata Subudi.

“BIPPLH tidak mentolerir kerusakan lingkungan dengan dalih apapun,” pungkas Subudi yang sebelumnya merupakan pengusaha tambang sukses di Kalimantan dan kini mengabdikan diri di tanah kelahirannya di Bali untuk mengawal pelestarian alam lingkungan Pulau Dewata. (wid)