Denpasar (Metrobali.com)-

Sekitar 250 mahasiswa dan dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar akan mengadakan latihan terakhir sendratari kolosal oratorium Ayodya Tisaya (Ayodya Kretanegara) untuk memeriahkan pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-37 tahun 2015.

“Gladi bersih pementasan tersebut dilaksanakan di panggung terbuka Ardha Candra Taman Budaya Denpasar, Jumat sore,” kata Dosen ISI Denpasar Kadek Suartaya SS Kar MSi yang bertindak sebagai penata narator dalam pementasan tersebut, Jumat (12/6).

Ia mengatakan, gladi bersih melibatkan seluruh seniman pendukung, baik tabuh, tari dan tim paduan suara dengan harap mampu menampilkan yang terbaik mengawali pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 yang dijadwalkan disaksikan Presiden Joko Widodo, 13 Juni 2015.

Pemerintah Provinsi Bali setiap pembukaan PKB selalu memberikan kepercayaan kepada ISI Denpasar untuk menampilkan garapan sendratari kolosal sesuai dengan tema aktivitas seni tahunan di Pulau Dewata.

Lembaga pendidikan tinggi seni itu juga dipercaya tampil perdana dalam pawai budaya di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi Denpasar dalam garapan gamelan “Ketug Bumi”.

Garapan gamelan bernuansa ketahanan nilai lokal dikemas secara kekinian mengiringi tari “Siwa Nataraja” yang ditampilkan berkolaborasi dengan Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Universitas Hindu (Unhi) dan Universitas Warmadewa Denpasar.

Kadek Suartaya yang juga narator pementasan tersebut mengatakan, pementasan empat babak diangkat dari cerita Ramayana berawal dari Rsi Walmiki bertapa di hutan Tamasa yang didatangi oleh Rsi Narada. Dalam pementasan babak pertama itu Rsi Wamiki dengan beberapa pengikutnya melakukan yoga semadi di dalam kawasan hutan Tamasa yakni tempat yang suci.

Rsi Narada menghampiri serta menceritakan akan lahirnya Rama sebagai awatara Wisnu. Rsi Walmiki bertemu dengan sepasang burung Kraunca yang sedang memadu kasih. Seorang pemburu, Dewa Brahma, Rsi Walmiki menciptakan sebuah karya sastra Ramayana yang kemudian ditembangkan dengan kekawin wirama.

Pementasan berdurasi selama satu jam itu pada babak kedua diceritakan dalam kerajaan Ayodya Raja Dasarata dengan dipimpin Rsi Serengga melaksanakan ritual untuk memohon diberkahi putra sebagai pelanjut tahta Ayodya. Dalam suguhkan garapan karya seni itu menyuguhkan belasan para dayang, baris pengawal, patih-patih Ayodia, Raja Dasarata, Dewi Kosalia, Kekayi, Sumitra dan Rsi Wasista. Rsi Srengga memasuki tempat ritual dengan dikawal oleh sejumlah patih.

Penampilan babak ketiga Raja Dasarata sedang memadu kasih dengan ketiga istrinya di Taman Keputren yang diiringi dengan tarian taman, dayang-dayang dan Dewa Wisnu dan menyatu pada raga Kosalia.

Pementasan babak keempat putra-putra dasarata belajar memanah dibawah asuhan Rsi Wasista yang meliputi Rama, Berata, Laksamana, Satrugna, Rsi Wasista serta Dasara bersama ketiga istrinya. AN-MB