Rachmat Witoelar

Jakarta (Metrobali.com)-

Dewan Nasional Perubahan Iklim mengatakan Indonesia akan menggunakan pendekatan diplomasi halus untuk mewujudkan perubahan iklim dalam perundingan dengan “United Nations Frameworks Convention on Climate Change” (UNFCCC) ke-20 di Lima, Peru 1-12 Desember.

“Kebijakan delegasi Indonesia pada perundingan perubahan iklim tingkat dunia lebih mengedepankan pendekatan persuasif dan mengajak negara-negara di dunia untuk sependapat dengan pemikiran dan gagasan yang dikemukan, tidak melalui perdebatan,” kata Ketua Harian DNPI Rachmat Witoelar di Jakarta, Rabu (26/11).

Menurut Rachmat dalam rangka menerapkan diplomasi halus tersebut Indonesia menyelengarakan “Indonesia Pavilion” selama penyelenggaraan UNFCCC ke-20 sebagai upaya memperkenalkan konsep perubahan iklim yang selama ini sudah dilaksanakan.

“Indonesia Pavilion akan diisi oleh sejumlah kegiatan dan dialog dari berbagai kementerian dan lembaga , serta sektor swasta yang fokus pada program perubahan iklim,” kata dia.

Ia menyebutkan topik yang diangkat dalam Indonesia Pavilion tersebut berupa pengalaman dalam perubahan iklim seperti implementasi program karbon, kebijakan transportasi melalui mitigasi, perubahan iklim dan ketahanan pangan.

Selain itu juga akan disiapkan stan khusus menampilkan program perubahan iklim dari berbagai pihak mulai pemerintah, LSM, sektor swasta, akademisi hingga masyarakat, kata dia.

Ia menambahkan pada pelaksanaan UNFCCC ke-20, Indonesia akan menyajikan strategi mitigasi perubahan iklim pada sektor pertanian dan lahan gambut serta sinergi antara adaptasi dan mitigasi guna mewujudkan perubahan iklim. AN-MB