jk1

Jakarta (Metrobali.com)-

Indonesia dan Angola menandatangani kerja sama bidang energi sehingga kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama perdagangan dan pembangunan kilang migas bersama dengan dasar saling menguntungkan.

“Ini baru merupakan payung hukum dan masih perlu kita pelajari dan jajaki bersama lebih rinci kerja sama sektor energi yang akan kita kerjasamakan,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada pers di Kantor Wapres Jakarta, Jumat (31/10).

Hal tersebut disampaikan usai Jusuf Kalla bersama Wapres Angola Manuel Domingos Vicente menyaksikan penandatangan kerja sama peningkatkan kerja sama sektor migas. Dari Indonesia diwakili oleh Pelaksana Tugas (Plt) Dirut PT Pertamina Muhamad Husen, sementara dari Angola diwakili oleh Executive Administration Sonangol EP Mateus Neto.

Hadir dalam acara itu Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi, serta Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said.

Menurut Jusuf Kalla kerja sama tersebut sangat penting mengingat Angola saat ini merupakan salah satu negara produsen minyak terkemuka di Afrika. “Dulu negara itu memang alami perang tapi sekarang menjadi negara kaya karena produksi migas yang banyak,” kata Wapres JK.

Indonesia, kata Wapres, akan terus meningkatkan kerja sama minyak dan gas dengan sejumlah negara dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan migas di dalam negeri, mengingat produksi dalam negeri masih belum bisa mencukupi kebutuhan sendiri.

“Kita tidak mungkin hanya mengimpor dari satu negara saja tapi harus impor dari sejumlah negara sehingga harus terus melakukan kerjasama dengan berbagai negara,” kata JK.

Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Hanung Budya mengatakan Pertamina masih harus mempelajari lebih dalam lagi kerja sama tersebut mengingat penandatanganan tersebut masih merupakan tahap awal kerja sama migas.

Kerja sama migas, kata Hanung, bisa mencakup bidang perdagangan, pembangunan kilang, hingga hulu, serta menempatkan personil di lapangan. AN-MB