Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) berfoto bersama pengurus dan kader PSI saat menghadiri acara Kopdarnas PSI puncak perayaan HUT ke-8 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, pada Selasa malam (31/1/2023).

Jakarta (Metrobali.com)-

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mampu meraih kemenangan di Pemilu 2024. Namu tentu kuncinya PSI harus mampu tampil berbeda, menjadi trend setter bukan follower dan jangan mengikuti partai politik lain.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutannya saat acara Kopi Darat Nasional atau Kopdarnas Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 PSI yang digelar di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, pada Selasa malam (31/1/2023).

Mengawali wejangannya kepada PSI, Presiden Jokowi menyampiakan adanya peluang ayang bisa dimaksimalkan PSI untuk meraih kemenangan di Pemilu 2024. “Bahwa nanti di 2024, tahun depan, itu ada angka, baru tadi pagi saya tanya ke Kementerian Dalam Negeri, berapa sich pemilih yang berumur 17 tahun sampai di bawah 40 tahun. Ada 60 persen kurang sedikit. Itu anak-anak muda semuanya dan pasar segmen sebesar itu, itulah yang memang harus disasar dan didapatkan oleh PSI,” ungkap Jokowi.

“Dan menurut saya sangat cocok sekali dengan PSI. bagaimana meraihnya? Tadi sudah disampaikan oleh Bro Giring. Memang itu yang harus dilakukan,” kata Jokowi lebih lanjut.

Jokowi pun berpesan agar PSI mampu mengangkat isu-isu yang dekat dengan anak-anak muda, isu-isu yang disukai anak-anak muda. “Artinya isu-isu yang mau kita angkat harus pas dengan keinginan pemilih 17 sampai 39 tadi. Isu-isunya apa, Bro dan Sis jauh lebih tahu dibanding saya. Jangan mengangkat isu-isu yang tidak disukai anak-anak muda,” pesan Jokowi.

 

Karena itu PSI diminta untuk tampil berbeda dibandingkan partai lainnya. “PSI harus memiliki diferansiasi kalau dibandingkan dengan partai lain. Jangan mengikuti mereka,” kata Jokowi disambut tepuk tangan riuh kader PSI.

“Isunya jangan mengikuti mereka. Jangan menjadi follower. Tapi harus menjadi trend setternya. Dapet, pasti dapet,” tegas Jokowi.

Mantan Walikota Solo dan mantan Gubernur DKI Jakarta ini lantas bercerita bahwa dirinya yang berasal dari kampung, dari bukan siapa-siapa lantas dalam perjalanannya masuk ke DKI Jakarta, dan hingga menjadi Presiden RI karena berani tampil berbeda, menjadi trend setter bukan follower.

“Ingat saya ini bukan siapa-siapa, dari Solo, ndeso, masuk ke Jakarta yang kota besar. Saya melihat saat itu ada peluang, karena dalam setiap Pilkada di manapun selalu calonnya itu pakai jas, pakai dasi, pakai peci. Nggak ada yang berani keluar dari situ. Ingat ini, bener! Kalau ada yang masih menampilkan itu dari PSI, berarti itu sudah….” kata Jokowi tersenyum.

“Saat itu saya dengan Pak Ahok menyiapkan baju kotak-kotak. Nggak ada yang berani membuat trend seperti itu. Itu ada risikonya, risikonya bisa kalah kalau keliru. Tapi ternyata disambut oleh masyarakat utamanya masyarakat muda. Cari barang seperti itu. PSI cari diferensiasi cari barang seperti itu. PRnya itu aja udah,” pungkas Jokowi.

Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha mengungkapkan dirinya dan kader-kader PSI banyak belajar berpolitik dan terinspirasi memenuhi panggilan hati menjadi pelayan masyarakat dari kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi)

“Saya sebagai rakyat biasa, kami merasakan Indonesia menjadi negara yang jauh lebih baik dari 10 tahun lalu. Dari Bapak Jokowi kami belajar bagaimana politik bisa menjadi manfaat bagi begitu banyak orang. Belajar bagaimana pemimpin yang baik melahirkan pelayan-pelayan masyarakat yang baik. Itulah nilai-nilai yang kami terapkan di Partai Solidaritas Indonesia,” ungkap Bro Giring.

Bro Giring mengungkapkan orang-orang yang bergabung menjadi kader PSI adalah orang-orang baik yang sudah menerima panggilan ibu pertiwi untuk menjadi pelayan masyarakat. Dikatakan, kader-kader PSI memegang teguh dan konsisten menjalankan nilai-nilai dan DNA perjuangan sejak awal partai ini didiripkan yakni anti korupsi dan anti intoleransi. Bahkan nilai-nilai itu telah menjadi gaya hidup dan way of life dari kader-kader PSI di seluruh Indonesia.

“Dan kalau kita ngomong masalah anti intoleransi, PSI membuka kesempatan untuk semua orang tanpa membedakan suku, agama dan ras serta status sosial ekonomi. Kalau mereka sudah terpanggil ibu pertiwi untuk menjadi pelayan masyarakat, PSI adalah perahu yang paling tepat,” kata Bro Giring.

Berpidato di hadapan Presiden Jokowi yang hadir dalam acara Kopdarnas PSI ini, Bro Giring juga memperkenalkan sejumlah kader PSI yang menginspiratif dan telah menjadi anggola legislati.

Dimana sebelumnya mereka punya masa lalu berlatar belakang dari orang-orang biasa seperti ada yang pernah jadi satpam, driver ojol, tukang parkir hingga anak pemulung. Namun karena kecintaanya pada bangsa ini, berkat panggilan yang kuat untuk mengabdi dan melayani masyarakat, mereka mampu menjadi wakil rakyat yang amanah.

“PSI adalah perahu untuk mengantarkan orang-orang baik tanpa membedakan suku, agama, ras dan status ekonomi sosial mereka. Kalau mereka siap menjadi pelayan masyarakat sama seperti Pak Jokowi, akan kita dorong untuk bisa melayani masyarakat menjadi negarawan,” ungkap mantan vokalis band Nidji ini.

“Way of life ini sungguh-sungguh kami hidupi setiap hari, sebagai wujud konsistensi kami menjamin dan menjaga dua nilai itu, anti korupsi dan anti intoleransi,” tegas Bro Giring yang sebelumnya juga menegaskan terjun berpolitik karena terinspirasi dari Presiden Jokowi. (wid)