Denpasar, (Metrobali.com)

Polda Bali menggelar silaturahmi kebangsaan dalam merawat kebhinekaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Acara silaturahmi ini digelar dengan protokol kesehatan (prokes) secara ketat dengan mengundang Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah.

Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra mengatakan bahwa silaturahmi kebangsaan dengan tema Bangkit ini digelar bertepatan dengan peringatan ke-113 Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).

“Idonesia merupakan bangsa yang tangguh sehingga kehadiran kita semua dalam acara silaturahmi ini sebagai salah satu wujud komitmen integritas dan jati diri yang ditunjukkan kepada warga masyarakat bahwa kita bisa bangkit karena kita adalah satu bangsa satu bahasa dan satu tanah air yaitu Indonesia,” kata Danu, Kamis (20/5/2021).

Dia menerangkan bahwa selain dihadapkan dengan pandemi Covid-19, terdapat juga permasalahan konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel yang sudah berlangsung lama tanpa adanya perdamaian antara kedua Negara.
“Menyikapi hal tersebut, kita sebagai warga negara Indonesia dengan berbagai keberagaman suku, ras, dan agama, memiliki potensi gesekan di tengah masyarakat yang harus kita antisipasi bersama,” ujarnya.
Danu ingin Bali menjadi lokasi dari wajah keberagaman dan kemajemukan Indonesia pada tingkat regional maupun internasional. Dia ingin semua pihak menjaga Bali yang dijuluki the island of tolerance, the island of gods, the island of peace and love, and the island of paradise.
Menurut dia, kebudayaan lokal Bali tidak berubah tanpa harus menutup diri dari budaya lain maupun budaya internasional pada kehidupan sosial masyarakat di Pulau Dewata.
Sementara itu, Gus Miftah menilai bahwa hal yang membuat Indonesia terpecah adalah karena belum memahami arti bhineka. Kata dia, bangsa Indonesia banyak belum memahami makna dari kebhinekaan sehingga terjadi adanya perpecahan yang diakibatkan oleh diskriminasi agama.
“Dulu saat saya SD saya diajarkan untuk mencintai negara melalui pelajaran PMP kebangsaan, kita diperintahkan untuk menghafal nama nama pahlawan, menghafal lagu lagu kebangsaan. Sehingga orang orang saat ini mudah diprovokasi dengan isu SARA,” kata Gus Miftah.
Menurut dia, Indonesia berbeda dengan bangsa Arab karena dipersatukan dengan Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa. “Apa yang mempersatukan itu rasa senasib sepenanggungan, satu idiolegi yang sama yaitu Pancasila. Pancasila sampai saat ini mampu menjadi alat pemersatu,” ucap dia.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menambahkan, tantangan bangsa Indonesia kedepannya adalah perbedaan suku, ras dan agama. Dia menerangkan bahwa pandemi Covid-19 telah berdampak pada fase krisis ekonomi, kesehatan, sosial, hingga politik. Pemerintah, lanjut dia, saat ini sedang bekerja keras untuk mengendalikan pandemi Covid-19.
“Oleh karena itu saya mengajak di sini kepada para undangan yang hadir agar bersama-sama dalam menghambat laju Covid ini,” sambung dia.
“Tugas kita bersama sama kompak dalam menjaga Indonesia,” tutup mantan Ketua DPR itu.
Acara ini dihadir Ketua MPR Bamsoet, Gus Miftah, Kapolda Bali, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Danrem 163/Wirasatya Brigjen TNI Husein Sagaf, Ketua FKUB Provinsi Bali, Ketua IMMA/BS, Para Rektor Universitas se-Bali, Seluruh PJU Polda Bali dan Perwakilan Mahasiswa termasuk Mahasiswa Papua yang tinggal di Bali. (SUT-MB)