PEDULI - ScreenShot Film CirompangJakarta (Metrobali.com)-
Eksklusi sosial terhadap masyarakat adat dan/atau perempuan masih bisa kita temukan di berbagai wilayah di Indonesia. Stigma dan diskriminasi kerap dialamatkan kepada mereka. Berdasarkan realita tersebut, menarik untuk mengetahui bagaimana posisi perempuan yang berada di dalam tatanan masyarakat adat. Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional 8 Maret, Program Peduli meluncurkan film dokumenter singkat tentang perempuan, masyarakat adat, dan inklusi sosial.
Film ini bercerita tentang perempuan Kasepuhan Cirompang, Lebak, Banten, yang sebelumnya mengalami eksklusi sosial berlapis ganda, baik oleh masyarakat umum maupun sesama masyarakat adat. Dulu, mereka tidak memiliki ruang untuk berekspresi dan berkarya, serta tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Peran perempuan Kasepuhan Cirompang hanya terbatas pada ruang domestik tanpa pernah mendapat tempat di ruang publik.
Hingga akhirnya pada 2014, perempuan Kasepuhan Cirompang tergerak untuk membentuk kelompok kerja dan menjadikannya tempat untuk berkarya dan berdaya. Melalui kegiatan bercocok tanam sayuran, beberapa kelompok perempuan berhasil mencukupi kebutuhan masyarakat sehari-hari sekaligus menggerakkan roda perekonomian Desa Cirompang.

 Titin Yulianti dan Ina Winarsih adalah dua dari sekian banyak perempuan Kasepuhan Cirompang yang aktif dalam kegiatan kelompok dan menjadi panutan bagi anak-anak di Desa Cirompang. Selain bercocok tanam dan mengurus rumah tangga, Titin dan Ina juga beraktivitas sebagai relawan pengajar Sekolah Dasar dan Taman Kanak-Kanak di sebuah aula sederhana.

 Pada perkembangannya, sebagian perempuan Kasepuhan Cirompang memilih untuk bercocok tanam sendiri di pekarangan rumah masing-masing, sementara sebagian lagi tetap memilih kerja berkelompok dan menanam sayuran di lahan sewaan yang jaraknya cukup jauh. Keduanya adalah pilihan yang sama-sama berdampak positif bagi pertumbuhan desa pada umumnya, serta bagi kemajuan perempuan pada khususnya. Kini, perempuan Kasepuhan Cirompang mempunyai ruang berekspresi secara sosial; memiliki penghasilan secara ekonomi; dan mempunyai kekuatan secara politik, dimana mereka kini dilibatkan dalam musyarawah desa.

Film ini tersedia secara daring (online) melalui kanal Youtube Program Peduli, dilengkapi dengan teks bahasa Indonesia untuk khalayak nasional dan teks bahasa Inggris untuk khalayak internasional. Kisah perempuan Kasepuhan Cirompang ini menjadi contoh nyata bagaimana praktik inklusi sosial dapat terwujud melalui dukungan masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serta pemerintah daerah. Inilah yang diusung oleh gerakan peduli inklusi sosial yang mendorong agar setiap WNI -terlepas dari perbedaan apapun- berhak untuk mendapatkan kesempatan yang sama sebagai warga negara. RED-MB