Jembrana (Metrobali.com)-

Ditetapkannya tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional melalui keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009, mewajibkan seluruh jajaran pemerintah baik di pusat maupun di daerah serta badan usaha milik negara (BUMN) untuk mengenakan pakaian batik.

Tak terkecuali di Pemkab Jembrana. Pada Rabu 2 Oktober hari ini suasana berbeda pun nampak di lingkup Pemkab Jembrana. Pasalnya hampir semuan PNS mengenakan pakaian batik.

Namun demikian, di Hari Batik Nasional ini ternyata ada juga PNS yang tidak mengenakan pakaian batik. PNS yang tidak mengenakan pakaian batik saat apel rutin itu memilih berbaris paling belakang, bahkan ada yang langsung ngacir pulang untuk berganti pakaian. Padahal apel tersebut dipimpin oleh Sekretaris Kabupaten Jembrana, Gede Gunadnya.

Berbagai alasan pun diutarakan, ada yang mengaku tidak tahu, ada yang bilang penyampaian telat dan yang yang mengaku lantaran lupa. “Saya tidak dikasitahu, kemarin saya mendapat tugas luar sampai sore” ujar Ayu, salah seorang pegawai berperawakan mungil.

Hal senada juga dikatakan salah seorang PNS senior yang berkantor di lantai tiga Kantor Bupati Jembrana. Juga tidak sedikit PNS yang memilih langsung ngacir pulang dari pada ikut apel. “Sumpah, saya lupa. Saya malu sama Pak Sekda. Makanya saya berbaris dibelakang. Sekarang saya pulang untuk ganti baju” ujarnya.

Kabag Humas dan Protokol, Suherman mengatakan penggunaan pakaian batik itu dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober ini. Menurutnya sesuai surat edaran Nomor SE-12/Seskab/IX/2013, tertanggal 27 September 2013, Seskab Dipo Alam meminta para menteri dan seluruh pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian (LPNK), termasuk gubernur, bupati/walikota seluruh Indonesia untuk memerintahkan kepada seluruh pegawai di bawah jajaran masing-masing agar memakai baju batik di Hari Batik Nasional ini.

“Meski sedikit ada keterlambatan surat penegasan sampai di Kabupaten Jembrana, kita tetap meminta kepada seluruh PNS agar mengikuti ketentuan tersebut” ujarnya.

Kalaupun beberapa ada yang tidak memakai, kata Suherman, mungkin karena tidak mendengar pengumuman atau saat pengumumnan sedang dinas luar. Menurutnya Hari Batik Nasional memiliki makna yang sangat strategis dalam upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan produk lokal. apalagi oleh internasional sudah diakui. “Melalui Hari Batik ini, dipastikan produksi endek Jembrana akan meningkat” ujarnya. MT-MB