harga minyak naik

Singapura (Metrobali.com)-

Harga minyak naik di Asia pada Selasa (26/8), karena investor menunggu rilis sejumlah data ekonomi AS untuk petunjuk tentang apakah Federal Reserve akan mempercepat jadwal menaikkan suku bunganya, kata para analis.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik 27 sen menjadi 93,62 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent untuk Oktober naik 11 sen menjadi 102,76 dolar AS dalam perdagangan sore.

Data tentang pesanan barang tahan lama AS pada Juli, indeks harga rumah Case-Shiller di 20 kota AS untuk Juni, serta angka kepercayaan konsumen AS dari Conference Board untuk Agustus ditetapkan akan dirilis pada Selasa sore waktu setempat.

Angka produk domestik bruto AS yang direvisi untuk kuartal kedua tahun ini akan keluar pada Kamis (28/8).

Para analis mengatakan data akan diteliti untuk petunjuk tentang seberapa baik kinerja ekonomi terbesar di dunia ini dan kapan The Fed akan menaikkan suku bunganya.

Ketua Fed Janet Yellen pekan lalu mengisyaratkan komitmennya untuk meningkatkan suku bunga pada akhir tahun depan, namun pengamat pasar mengatakan data ekonomi AS yang kuat bisa mempersingkat jadwal bank sentral.

“Harapan The Fed masih bergantung data,” DBS Bank Singapura mengatakan dalam sebuah catatan. “Malam ini barang tahan lama AS dan kepercayaan konsumen akan diawasi dengan ketat,” katanya.

“Perhatian cermat juga akan fokus pada seberapa banyak perkiraan awal untuk pertumbuhan PDB kuartal kedua akan direvisi turun.” Pasar minyak juga terus memantau ketegangan geopolitik di produsen minyak mentah Irak dan Libya serta Ukraina, saluran utama untuk ekspor gas Rusia ke Eropa.

“Dukungan dari ketegangan geopolitik di Ukraina dan Libya telah dilawan persediaan yang cukup dan antisipasi permintaan yang lemah,” United Overseas Bank Singapura mengatakan dalam sebuah catatan. AN-MB