harga minyak naik

Singapura (Metrobali.com)-

Harga minyak dunia naik di perdagangan Asia, Kamis (4/12), setelah penurunan persediaan AS mengangkat optimisme tentang permintaan energi di konsumen minyak mentah utama dunia itu selama musim dingin, kata para analis.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 56 sen menjadi 67,94 dolar AS, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari naik 35 sen menjadi 70,27 dolar AS di perdagangan sore.

Departemen Energi AS mengatakan dalam laporan persediaan terbarunya bahwa persediaan minyak mentah turun 3,7 juta barel dalam pekan yang berakhir 28 November.

Para analis yang disurvei oleh Wall Street Journal telah meramalkan kenaikan 600.000 barel.

Daniel Ang, seorang analis investasi pada Phillip Futures di Singapura, mengatakan penurunan stok itu mendukung harga minyak mentah “sedikit”.

“Konsolidasi harga tampaknya telah berakhir,” kata dia, mengacu pada volatilitas minggu ini setelah aksi jual besar-besaran.

Harga minyak jatuh setelah kartel OPEC pada Kamis lalu mengumumkan pihaknya akan mempertahankan tingkat produksi meskipun pasar global kelebihan pasokan. Harga minyak jatuh ke terendah dalam lima tahun pada Senin, dengan WTI mencapai 63,72 dolar AS dan Brent di 67,53 dolar AS, sebelum berbalik naik kembali.

Komoditas yang telah jatuh sekitar 30 persen sejak akhir Juni, tertekan oleh kekhawatiran kelebihan pasokan dan permintaan yang lemah.

Laporan persediaan juga menunjukkan kilang-kilang di AS sedang menggenjot pengolahannya, karena tingkat utilisasi pabrik naik menjadi 93,4 persen dari kapasitas 91,5 persen minggu sebelumnya.

“Ini mungkin karena antisipasi untuk kebutuhan musim dingin,” kata Ang.

Analis mengatakan pasar minyak mentah selanjutnya menunggu hasil pertemuan penting Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis sore.

Euro mengalami tekanan jual menjelang pertemuan, yang sedang diawasi untuk melihat apakah para pembuat kebijakan memperkenalkan langkah-langkah pelonggaran moneter untuk meningkatkan ekonomi lesu di kawasan itu.

Langkah-langkah pelonggaran oleh bank sentral diawasi ketat oleh pedagang minyak karena dampaknya terhadap dolar AS. Sebuah penguatan greenback membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah, sehingga memperlemah permintaan.

“ECB diperkirakan tidak akan mengumumkan sebuah tindakan baru pada pertemuan terakhir tahun ini … tetapi ada kesempatan tipis untuk kejutan,” United Overseas Bank Singapura mengatakan dalam sebuah komentar. AN-MB