Foto: Direktur Utama GTS Institute Bali Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H.,M.M.,M.H., saat bersama anak-anak Yayasan Amara Bhawana Sastra (ABSA), Bangli.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pasca resmi diperkenalkan ke publik akhir Mei 2019 lalu, GTS (Good-Trustworthy-Smart) Institute Bali siap membuka berbagai progam untuk peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia). Khususnya dalam membangun generasi emas Indonesia di tahun 2045.

Salah satu progam unggulan dari lembaga yang bernaung di bawah Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) Provinsi Bali yang beralamat di Jalan Tukad Batanghari XI C, No.17, Panjer, Denpasar ini yakni diklat (pendidikan dan pelatihan) bagi calon ayah dan ibu.

Diklat ini diperuntukkan bagi kalangan laki-laki dan perempuan mulai usia 18 tahun-akan menikah guna mempersiapkan mereka menuju jenjang berumah tangga, menjadi calon ayah dan ibu.

“Penting bagi mereka yang akan menikah dan menjadi calon ayah dan ibu untuk mempersiapkan diri dari berbagai aspek. Jadi edukasi pra nikah ini menjadi sangat vital sebagai pondasi untuk mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera,” kata Direktur Utama GTS Institute Bali Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H.,M.M.,M.H., ditemui di Denpasar, Kamis (6/6/2019).

Diklat bagi calon ayah dan ibu yang diselenggarakan GTS Institute Bali ini mencakup sejumlah materi pembelajaran. Yakni tantangan mendidik anak sebelum lahir, keluarga bahagia, proses pendidikan anak sebelum lahir.

Lalu materi tentang kelahiran anak suatu harapan mulia, neuro linguistic programming dan meditasi kesehatan, pengetahuan umum tentang penyakit dan gizi.

Berikutnya yang sangat penting pula adalah pemahaman pendidikan 1000 hari pertama kehidupan, pengetahuan rumah sehat dan bahagia, pengetahuan masalah hukum. Lalu pengetahuan tentang kepribadian hingga pengelolaan keuangan keluarga yang efektif.

“GTS Institute juga memberi layanan psikotes dan layanan konseling pranikah dengan melibatkan sejumlah psikolog,” ungkap Tini Gorda yang juga Ketua BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) Provinsi Bali dan Ketua DPD IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Provinsi Bali.

GTS Institute Bali didukung oleh tenaga pengajar yang memiliki komitmen total terhadap kualitas kesarjanaan penuh serta memiliki pengalaman dan wawasan luas tentang pengetahuan psikologi, komunikasi, obstetri, ginekologi, pediatri, ekonomi, lingkungan, arsitektur dan hukum.

Diklat calon ayah dan ibu ini digelar melalui kelas weekend (Sabtu dan Minggu) dengan 13 kali tatap muka atau selama tiga bulan.

Bagi yang berminat bisa mendatangi langsung kantor GTS Institute Bali di Jalan Tukad Batanghari XI C, No.17, Panjer, Denpasar. Atau bisa menghubungi nomor WA di 08123913537 atau 089529622072.

Cetak Generasi Emas yang GTS

GTS Institut Bali mengusung visi menjadi pusat pembelajaran peningkatan kualitas SDM. Organisasi ini mengedepankan sejumlah misi. Pertama menyelenggarakan proses pendidikan dan pelatihan yang menyenangkan bagi generasi emas.

Kedua, menyelenggarakan pelatihan keahlian dan keprofesionalan SDM yang beretika. Ketiga, menjadi mitra diskusi pemerintah, swasta, sekolah, masyarakat terkait SDM. Keempat, membuat kajian-kajian.

Tini Gorda menjelaskan GTS Institut sebagai bentuk komitmen pihaknya untuk ikut bersama peduli dan bertanggung jawab dan keikutsertaan untuk melahirkan generasi emas.

Yakni generasi yang menjadi bagian SDM utama menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang baik (Good), sebagai bangsa yang dapat dipercaya (Trustworthy) dan sebagai bangsa yang cerdas (Smart) di mata dunia.

“Spirit Good, Trustworthy, dan Smart menjadi landasan dalam pengelolaan GTS Institute Bali sehingga ke depan akan mampu terus memberikan yang terbaik bagi peningkatan kualitas SDM putra-putri Bali,” kata Tini Gorda yang juga mantan Ketua Perdiknas Denpasar itu.

Putri dari almarhum Prof IGN Gorda itu menjelaskan “Good” sebagai formulasi bahwa seorang dalam melaksanakan perannya agar taat aturan.

Sementara “Trustworthy” merupakan simbol kepercayaan dan kejujuran dari sebuah komitmen yang lahir dari “Good.” Jika aspek “Good” dilakukan secara konsisten maka seorang akan dipercaya hingga timbul “Trust” dan bisa menjadi panutan.

Semangat “Good” dan “Trustworthy” harus disempurnakan dengan “Smart” yang merupakan kunci untuk mempertahankan dua aspek tersebut.

“Smart teraktualisasi melalui tindakan yang kreatif, inovatif dan adaptif terhadap dinamika perubahan,” tandas Tini Gorda. (wid)