Foto: Gerakan Indonesia Bersih 1 Juta Tumbler digelar di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Kota Denpasar, Kamis pagi (1/8/2019).

Denpasar (Metrobali.com)-

Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mengapresiasi dan mendukung penuh acara Gerakan Indonesia Bersih 1 Juta Tumbler ini yang digelar di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Kota Denpasar, Kamis pagi (1/8/2019).

“Gerakan ini kuncinya semangat. Dari Denpasar tidak hanya untuk Indonesia tapi dari Denpasar untuk dunia,” kata Rai Mantra dalam sambutannya.

Gerakan Indonesia Bersih 1 Juta Tumbler digelar di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Kota Denpasar, Kamis pagi (1/8/2019) dan disambut antusias dengan diikuti ratusan peserta dari berbagai komponen.

Ini merupakan gerakan bersama untuk mendukung upaya pengurangan sampah plastik salah satunya dengan cara mengganti botol plastik sekali pakai dengan menggunakan tumbler (wadah air minum ramah lingkungan yang bisa dipakai berulang kali).

Denpasar tercatat sebagai daerah/kota pertama di Indonesia yang melaksanakan program bersama dari tiga Kementerian ini yakni Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan setelah progam nasional ini diluncurkan di Jakarta beberapa waktu lalu.

Progam ini untuk di Kota Denpasar dilaksanakan secara sinergi oleh empat organisasi yang juga sangat peduli pada bahaya sampah plastik yakni BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) Provinsi Bali, Undiknas Denpasar, Perdiknas Denpasar dan relawan GK (Galang Kemajuan) Ladies Provinsi Bali.

Gerakan Indonesia Bersih 1 Juta Tumbler  ini juga sejalan dengan upaya pengurangan sampah plastik melalui Peraturan Walikota Denpasar (Perwali) Nomor 36 tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik yang resmi berlaku sejak Selasa, 1 Januari 2019.

“Denpasar dari dua tahu lalu berupaya kurangi plastik. Walau gaungnya tidak seperti sekarang dan masih susah. Tapi sekarang semua mulai sadar dan bergerak bersama,” kata Rai Mantra.

Rai Mantra pun mengajak generasi muda, generasi milenial untuk berada di garda terdepan ikut memerangi sampah plastik. Jangan sampai pula lagi ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan apalagi ke sungai.

“Kalau buang sampah di sungai masuk ke laut. Laut penuh sampah kita siap-siap untuk kehilangan pekerjaan. Siap-siap tidak ada pekerjaan pariwisata di pantai,” ujar Rai Mantra.

“Sebab ekosistem pantai tercemar. Tidak akan ada yang berkunjung ke pantai. Negara lain sudah alami itu,” imbuh Rai Mantra.

Ia juga mengajak semua komponen masyarakat agar mulai membudayakan membawakan dan menggunakan tumbler sebagai pengganti botol plastik sekali pakai. “Tumbler jangan dipakai pajangan tapi dibawa terus menerus” harapnya.

“Saya ingin Denpasar jadi benchmarking (acuan tolak ukur terbaik, red) Gerakan Satu Juta Tumbler ini. Kalau bisa semua menggunakan tumbler, tidak ada lagi botol plastik sekali pakai,” tutup Rai Mantra.

Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Septriana Tangkary mengungkapkan Gerakan Indonesia Bersih 1 Juta Tumbler sebelumnya secara nasional telah diluncurkan di  Gelora Bung KarnoGBK secara nasional pada 29 Juli yang dilanjutkan dengan konser besar Indonesia Raya .

“Ini gerakan nasional kita ajak semua kurangi penggunaan sampah plastik. Dengan gerakan di Denpasar buat indah Indonesia dan seluruh Indonesia bergerak bersama,” kata Septriana Tangkary.

“Jadi Denpasar ini kota pertama yang kami datangi. Kami kagum pada Walikota dan masyarakat Bali yang bergerak bersama ikut mengurangi sampah plastik” imbuhnya.

Namun ia menjelaskan bahwa Gerakan Indonesia Bersih 1 Juta Tumbler bukanlah gerakan bukan Kominfo membagikan satu juta tumbler. Namun ini gerakan agar menggunakan tumbler untuk mengurangi sampah plastik yang dimulai dari hal kecil dan diri sendiri seperti menggunakan tumbler.

“Kalau bawa tumbler kebersihan terjaga. Ini juga hemat, tidak beli air dalam kemasan botol plastik sekali pakai. Jadi jangan malu pegang tumbler. Ini identitas bersih diri kita untuk kurangi sampah plastik,” imbuh Septriana Tangkary.

Ketua Panitia Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H.,M.M.,M.H., dalam laporannya mengungkapkan kegiatan ini bertujuan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya membatasi penggunaan wadah plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu  mengajak masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat lingkungan, dengan tidak membuang sampah sembarangan serta membekali masyarakat konten edukatif dan kreatif terkait lingkungan hidup.

“Gerakan ini untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia bergerak bersama dan peduli mengurangi sampah dan mengelola sampah harian mereka dengan bijak,” ungkap Tini Gorda yang juga Ketua Umum DPD IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Provinsi Bali ini.

Disebutkan pula botol plastik menjadi penyumbang sampah paling besar. Hal tersebut karena dari total semua produksi botol minuman plastik hanya separuh botol yang bisa di daur ulang dan sisanya akan berakhir ditempat sampah.

Hal ini menyebabkan sampah botol yang akan menumpuk karena sulit untuk diuraikan dan menjadi penyumbang terbesar sampah yang hanyut di lautan.

“Karena itu lewat Gerakan Indonesia Bersih 1 Juta Tumbler kita ganti penggunaan botol plastik sekali pakai dengan tumbler,” imbuh tokoh perempuan yang juga Direktur Eksekutif GTS (Good-Trustworthy-Smart) Institute Bali ini.
Gerakan 1 Juta Tumbler ini juga dirangkai dengan Senam Janger Emas Perdiknas yang merupakan salah satu senam kearifan lokal yang diinisiasi oleh Tini Gorda selaku Ketua Perdiknas periode 2009-2014 dan 2014-2019.

“Kami sampaikan keberadaan Senam Janger Emas Perdiknas ke Kemenkominfo dan diapresiasi juga untuk disinergikan dengan Gerakan 1 Juta Tumbler ini,” terang Tini Gorda yang merupakan putri pendiri Perdiknas Prof. IGN Gorda (almarhum) ini. (wid)