danrem
Danrem 163 /Wira Satya Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa S. E/MB

Denpasar, (Metrobali.com) –

GAME  Pokemon Go akhir-akhir menyedot perhatin publik, termasuk Danrem 163 /Wira Satya  Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa S. E., Orang nomor satu di jajaran Korem 163/Wira satya ini mengingatkan dan mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati serta waspada dalam memainkan game Pokemon Go. Pasalnya banyak sekali laporan di berbagai belahan dunia dampak petualangan permainan tersebut berakhir  kecelakaan dan menimbulkan korban, baik yang bersangkutan, juga lingkungannya. Beberapa negara seperti Amerika, menurut Danrem,  kepolisian di sana  mengeluarkan peringatan agar berhati-hati saat bermain Pokemon Go, termasuk  di Indonesia. Petinggi Polri dan TNI mengingatkan dan memeriksa HP anggotanya serta langsung dihapus bila ada game tersebut. Selain itu, terdeteksi  sejumlah pemburu Pokemon Go sampai mendatangi lokasi-lokasi yang seharusnya tidak jadi tempat bermain, seperti kejadian di beberapa tempat ada orang asing sampai masuk ke markas militer sehingga menimbulkan kerawanan.  Pokemon Go adalah pengembangan dari game On line multi pemain berbasis GPS, dimana situsnya dibangun berdasarkan lokasi termasuk titik terpencil yang dikunjungi. “Tempat paling populer akan dijadikan lokasi si Pokestop dan Gyms. Itu  menurut Hanke, penemu aplikasi peta online berbasis GPS  dan merupakan cikal bakal Google earth. Sehingga rawan  penyadapan area dan instansi strategis,” ujarnya, Sabtu (23/7) kemarin.

Kolonel Inf Cantiasa S. E. mengisahkan saat ia  menjabat Dansat 81/Gultor Kopassus, ikut seminar di Hawaii. Di sana terungkap bahwa sinyal HP di seluruh dunia dapat diketahui dari pancaran sinyal. Beberapa negara sangat terang benderang dengan menggunakan sinyal HP yang dipancarkan ke satelit.  Indonesia termasuk pengguna HP terbanyak didunia. “Sangat terang sinyalnya kalau pengguna HP banyak. Yang tidak terang itu berarti pengguna HP negara tersebut kecil. Perhatikan kebiasaan orang Indonesia minimal punya 2  HP bahkan lebih. Luar biasa marketing HP di Indonesia,” ungkap Danrem asal Singaraja ini.

Oleh karena itu, mindset anak-anak muda harus diarahkan yang benar, perkembangan tekhnologi harus membantu tugas bukan malah menjerumuskn ke hal-hal yg merugikan. Pengguna Pokemon Go sudah melebihi penggunaan Twitter sehari-hari. Hasil data survei Monkey Intelligence terdapat hampir 21 juta di USA bermain Pokemon Go setiap hari. Di Indonesia terus berkembang dan penggunaan game tersebut harus lebih waspada karena lebih banyak kerawanannya.

Danrem  mengingatkan dan secara tegas menyatakan melarang prajurit di jajaran Korem 163/Wira Satya bermain Pokemon Go saat jam dinas dan di area atau wilayah instalasi serta perkantoran militer. Lebih lanjut Danrem menyatakan, larangan ini bukan tanpa alasan, seperti ketahui bersama bahwa jenis permainan Pokemon Go ini menggunakan GPS (Global Positioning System) yang wujudnya dapat dilihat melalui perangkat smartphone android ataupun Iphone dengan teknologi yang dinamakan Augmented Reality. Ini yang membedakan Pokemon zaman dahulu dan Pokemon Go saat ini. Dimana para pemain harus berpetualang di dunia nyata untuk mencari Pokemon yang diharapkan. Secara tidak langsung, data wilayah atau instalasi militer yang di-upload tersebut dapat terlihat oleh pihak lain yang mungkin dapat disalahgunakan dalam jangka pendek atau dalam jangka panjang.

“Mungkin maksud pembuat game tidak seperti itu, tapi saya tetap melarang permainan Pokemon Go di satuan dan instalasi militer jajaran Korem 163/Wira Satya. Ini sebagai salah satu wujud antisipasi kita terhadap pertahanan dan keamanan wilayah seiring dengan perkembangan teknologi didunia luar. Kita harus tetap waspada dan tidak boleh lengah sedetikpun terhadap hal-hal yang dapat membahayakan keamanan wilayah ataupun negara,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa perintah terkait larangan bermain Pokemon Go juga berdasarkan  Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor : B/2555/M.PANRB/07/2016 tanggal 20 Juli 2016 tentang Larangan Bermain Game Virtual Berbasis GPS di Lingkungan Instansi Pemerintah. Tentunya hal ini dimaksudkan sebagai bentuk kewaspadaan nasional dan mengantisipasi timbulnya potensi kerawanan dibidang keamanan dan kerahasiaan instalasi pemerintah atau militer.

“Sekali lagi saya berpesan kepada seluruh masyarakat, terutama para orangtua agar mengawasi anak-anak yang sedang bermain Pokemon Go. Faktor keamanan dan keselamatan menjadi perhatian yang utama,” pinta peraih penghargaan Adhi Makayasa ini. RED-MB