Foto: Ketua Forum Pelukan (Pelaku Usaha Perikanan) Bali Ketut Adil Darmayasa.

Gianyar (Metrobali.com)-

Potensi ekspor olahan hasil laut dari Bali cukup besar. Namun Pelaku Usaha Olahan Hasil Laut yang tergabung dalam Forum Pelukan (Pelaku Usaha Perikanan) Bali mengeluhkan masih susahnya perizinan untuk ekspor ini.

“Tolong izin ekspor olahan hasil laut dari Bali dipermudah. Jangan kami malah dipersulit di daerah,” kata Ketua Forum Pelukan (Pelaku Usaha Perikanan) Bali Ketut Adil Darmayasa.

Hal ini disampaikan Ketut Adil kepada awak media usia mengikuti pembukaan kegiatan “Bimbingan Teknis Produksi dan Kewirausahaan Dalam Rangka Penumbuhan dan Pengembangan IKM di Bali” di Amatara Royal Ganesha, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Senin (9/3/2020).

Kegiatan Bimtek yang berlangsung selama empat hari, Senin hingga Kamis, 9-12 Maret 2020 ini difasilitasi Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Parta bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Kegiatan Bimtek menyasar lima IKM yakni IKM Makanan Tradisional (Jajanan Bali), IKM Olahan Hasil Laut, IKM Pupuk Organik, IKM Briket (Arang Batok Kelapa), dan IKM Website.

Menurut Ketut Adil potensi ekspor olahan hasil laut dari Bali cukup besar seiring banyak pemerintah dari sejumlah negara seperti negara-negara Asia misalnya Jepang dan Australia.

“Ada tujuh Anggota Forum Pelukan Bali yang sudah tembus pasar ekspor ke Jepang dan Australia. Mereka mengekspor fresh tuna loin, fresh tuna JJ, fresh marlin dan lainnya,” papar Ketut Adil.

Forum Pelukan Bali pun mengharapkan kemudahan dalam hal perizinan ekspor dan dukungan serta bantuan lainnya dari pemerintah seperti akses pasar yang lebih luas hingga teknologi.

“Kami ingin naik kelas, mampu ekspor. Jadi yang paling penting bagi kami adalah kemudahan izin sampai bisa ekspor. Kemudahan izin ekspor itu kami tunggu,” ujar Ketut Adil.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, produk turunan olahan hasil laut dari pelaku usaha Anggota Forum Pelukan Bali ini cukup banyak. Misalnya untuk olahan bahan baku bakso hingga nuget dan lainnya.

Ketut Adil pun menyambut Bimtek IKM yang pertama kali yang diikuti Pelaku Usaha Olahan Hasil Laut Anggota Forum Pelukan Bali ini sebagai bagian meningkatkan daya saing dan bisa naik kelas, hingga menggarap pasar ekspor.

“Kami apresiasi sudah diberikan kesempatan ikuti Bimtek ini. Hal ini sangat strategis selain juga kami perlu dukungan dalam kemudahan perizinan,” tegas Ketut Adil.

Ketua Forum Pelukan Bali Ketut Adil Darmayasa.

Bimtek IKM ini bertujuan mendorong tumbuhnya wirausahawan atau pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) baru, menguatkan pemahaman dan skill teknis produksi serta yang penting meningkatkan produktivitas usaha para pelaku IKM ini.

Harapannya setelah Bimtek ini peserta bisa juga langsung mendapatkan izin usaha sebagai legalitas untuk mempermudah akses progam pemerintah.

Hingga saat ini Forum Pelukan Bali sudah memiliki 120 anggota atau pelaku usaha yang bergerak di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.

Kehadiran organisasi ini membawa anggotanya pelaku UMKM yang bergerak di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan agar bisa naik kelas dan menggarap pasar ekspor.

Riefky Yuswandi dari Kepala Sub Direktorat Program Pengembangan Direktorat IKM Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur, Kementerian Perindustrian menyampaikan Kementerian Perindustrian punya beberapa progam untuk menguatkan dan memberikan kemudahan kepada para pelaku IKM.

Pertama, kegiatan Bimtek seperti yang dilakukan saat ini hingga juga pemberian dukungan alat produksi.

Kedua, bagi IKM yang usahanya sudah berkembang ada potongan harga ketika mereka membeli mesin baru. Diskonnya sebesar 30 persen untuk mesin buatan dalam negeri dan 25 persen untuk mesin buatan luar negeri.

“Kami juga punya progam akses pasar khususnya bagi IKM yang mau masuk e-commerce. Sebab banyak pelaku IKM masih terbiasa dengan pemasaran tradisional. Ini harus didorong ke pemasaran digital,” ujar Riefky.

Pemerintah juga memberikan kemudahan perizinan bagi IKM lewat OSS (Online Single System). “Legalitas bagi IKM sangat penting agar dapat akses berbagai program dan kemudahan dari Kementerian Perindustrian,” karya Riefky.

Para pelaku IKM ini juga tidak perlu khawatir soal pembiayaan usaha. Sebab ada progam KUR (Kredit Usaha Rakyat) dengan bunga rendah hanya 6 persen per tahun. “Berbagai program dan kemudahan ini harus dimanfaatkan secara optimal,” harap Riefky.

Sementara itu Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Parta yang juga Dewan Pembina Forum Pelukan Balimengatakan harus ada sinergi dan kolaborasi berbagai pihak untuk menguatkan daya saing IKM di Bali.

Sebab mereka ini merupakan salah satu penggerak dan tulang punggung perekonomian nasional serta menyerap lapangan kerja.

“Kami juga harapkan Forum Pelukan Bali juga mampu menggaungkan progam gemar makan ikan dari pemerintah lewat berbagai produk olahan ikan,” ujar politisi PDI Perjuangan asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini. (wid)