Denpasar (Metrobali.com)-

Pulau Serangan yang berada di kawasan Denpasar Selatan merupakan kawasan strategis dalam pengembangan kepariwisataan di Kota Denpasar. Kawasan ini sedang ditata menjadi destinasi wisata istimewa. Letak geografisnya dikelilingi destinasi wisata utama seperti Tanjung Benoa dan Nusa Dua di Selatan. Kawasan wisata Sanur berada di belahan timur. Ada kawasan Pelabuhan Laut Benoa  di bagian barat. Dari jantung Kota Denpasar lokasi ini bisa ditempuh hanya  15 menit.

Dari luas kawasan 523 hektare ini, menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar Ir. AA. Bagus Sudarsana, berbagai upaya untuk memberdayakan aktivitas wisata di desa adat ini.   Ada beberapa unit usaha yang dikelola di bawah manajemen badan usaha  milik desa adat, antara lain transportasi, konservasi penyu, konservasi terumbu karang, dan program perencanaan water sport.
Adanya objek wisata keluarga kandang terapung lumba-lumba yang dikelola Dolphin Lodge Bali menjadi daya tarik lain kawasan ini. Adanya kandang terapung lumba-lumba tersebut merupakan salah satu pesona Pulau Serangan saat ini. Para pelancong tak perlu jauh-jauh mencari lokasi atraksi lumba-lumba. Apalagi, jaraknya tidak jauh dari Kota Denpasar. Ini bisa menjadi objek wisata keluarga menarik bagi masyarakat.
Kini satu lagi event yang digelar untuk mengangkat potensi Desa Serangan yakni melalui event Festival Pesona Pulau Serangan.
Hal-hal menarik dari Pulau Serangan dapat dinikmati dari  rangkaian acara Pesona Pulau Serangan yang telah digelar selama tiga hari. Acara yang diposisikan sebagai Serangan Island Green Festival ini hendak memetakan potensi Pulau Serangan untuk menunjang perekonomian berkelanjutan bagi masyarakat Pulau Serangan dan memosisikan Pulau Serangan sebagai ikon ekologi Pulau Bali. Acara yang digagas Pemerintah Kota Denpasar bersama masyarakat Pulau Serangan dengan didukung komunitas dan masyarakat kota Denpasar.
Beragam pesona lingkungan, sosial-kultural dan pariwisata yang sedari dahulu telah menjadi nilai tambah bagi konstelasi kepariwisataan di sepanjang area Denpasar, Sanur, Benoa dan Nusa Dua ini  telah mengalami sebuah transformasi fisikal dengan adanya penambahan luas daratan melalui reklamasi, Pulau Serangan tetap bertahan sebagai sebuah ikon mentalitet yang sarat akan nuansa keindahan bahari dan keluhuran spiritual; sebuah keniscayaan akan “Pulo Mas” (tanah dengan hamparan kilau pasir kuning keemasan) yang senantiasa membuai para pengunjungnya dengan rasa sayang, harmoni dan kenangan – sebuah “state of mind” yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai sira angen, yang diyakini sebagai awal mula penyebutan Serangan yang berarti siapa yang melihat akan terpikat.
Adapun acara selama 3 hari mulai dari tanggal 23-25 diisi berbagai kegiatan yang  bersifat mengembangkan potensi Pulau Serangan untuk dipromosikan menjadi tujuan wisata, seperti  Wisata Kuliner, pelepasan tukik, penanaman terumbu karang, susur hutan mangrove, Depo sampah, lomba kantih, Green Camp, serta Green Fun Bike.  Agenda yang cukup menarik minat wisatawan dan masyarakat kota Denpasar itu, semalam resmi ditutup Sekda Kota Denpasar AAN. Rai Iswara yang mewakili Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra. DEWA-MB