Tokyo, (Metrobali.com) –

Kurs euro mencapai tingkat terendah hampir sembilan tahun terhadap dolar pada Senin, karena para investor berspekulasi tentang pelonggaran kuantitatif oleh Bank Sentral Eropa, sementara saham Asia lesu karena survei manufaktur yang lemah memperburuk sintimen pasar.

Euro jatuh ke tingkat 1.186,05 dolar, tingkat terlemah sejak Maret 2006, setelah jatuh di bawah tingkat psikologis penting 1,20 dolar. Mata uang bersama terakhir diperdagangkan di 1.1944,0 turun 0,5 persen dari perdagangan di AS pada Jumat sore.

Dalam sebuah wawancara dengan harian keuangan Jerman Handelsblatt, Presiden ECB Mario Draghi mengatakan risiko bank sentral tidak memenuhi mandatnya menjaga stabilitas harga sekarang lebih tinggi daripada separuh tahun lalu.

“Pasar mengambil komentarnya mengartikan bahwa ia siap untuk mengadopsi pelonggaran kuantitatif,” kata Shin Kadota, kepala strategi valas di Barclays di Tokyo.

Para ekonom memperkirakan bahwa data inflasi zona euro pada Rabu akan menunjukkan harga turun 0,1 persen pada Desember untuk pertama waktu sejak 2009.

Itu akan mendukung harapan ECB bisa memperlonggar kebijakannya secepatnya pada 22 Januari, ketika mengadakan pertemuan kebijakan pertama tahun ini.

Juga menggarisbawahi tekanan pada bank sentral untuk menerapkan stimulus, survei bisnis pekan lalu yang menunjukkan pabrik-pabrik kesulitan untuk mempertahankan pertumbuhan di seluruh Eropa dan Asia.

Bahkan di Amerika Serikat, yang dipandang sebagai salah satu titik cerah dalam ekonomi global, laju pertumbuhan manufaktur melambat lebih besar dari yang diperkirakan pada Desember.

Itu melemahkan selera investor terhadap saham-saham, dengan Wall Street berakhir sebagian besar datar di hari pertama perdagangan 2015 pada Jumat (2/1), setelah kenaikan 11,4 persen pada indeks S&P500 tahun lalu.

S&P berjangka turun 0,3 persen di awal perdagangan Asia pada Senin, sementara indeks MSCI yang lebih luas dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,3 persen.

Nikkei Jepang dibuka turun 0,5 persen pada hari pertama perdagangan tahun ini.

Harga minyak, yang turun lebih dari 50 persen dari tertingginya pada Juni tahun lalu telah mengguncang banyak produsen energi, main mata dengan terendah lima setengah tahun, karena kekhawatiran pertumbuhan global memicu ketakutan berlimpahnya pasokan.

Minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan di 55,86 dolar AS per barel pada awal perdagangan Senin, sedikit di atas 55,48 dolar AS pada Jumat lalu.

Itu tidak membantu mata uang komoditas seperti dolar Kanada, yang jatuh ke 1,1840 dolar Kanada terhadap mata uang AS, tingkat terendah sejak pertengahan 2009.

Dolar Australia juga turun ke terendah lima setengah tahun 0,8053 dolar.

Dolar AS juga melonjak terhadap franc Swiss dan sterling, memperpanjang perjalanan “bullish” terakhir, karena pasar bertaruh bahwa ekonomi AS yang relatif sehat akan mendorong Federal Reserve menaikkan suku di pertengahan tahun ini.

Dolar dikutip setinggi 1,02955 franc, dari 1,0012 franc di New York pada Jumat sore. Sterling merosot ke serendah 1,5185 dolar, tingkat yang terakhir terlihat pada pertengahan 2013.

(Ant) –