causa-iman-karana-2

Causa Iman Karana Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali

 

Denpasar (Metrobali.com)-

Ditengah kondisi ekonomi global yang masih tumbuh terbatas dan sejalan perlambatan ekonomi nasional, ekonomi Bali di triwulan III 2016, juga tumbuh melambat menjadi sebesar 3 6,17% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,54% (yoy).

Hal itu disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada  acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) tahun 2016 yang mengambil tema “Mengoptimalkan Potensi, Memperkuat Ketahanan Ekonomi”  di BI Cabang Bali, Rabu (30/11).

Dikatakan, perlambatan tersebut disebabkan oleh melambatnya konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga, ditengah adanya kebijakan penundaan penyaluran dana alokasi umum (DAU) yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

‘’Meskipun demikian, secara akumulatif sepanjang tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Bali tumbuh sebesar 6,26% (ctc), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2015 yag tercatat sebesar 6,04% (yoy),’’ katanya.

Dikatakan, patut disyukuri bahwa pertumbuhan ekonomi Bali sepanjang tahun 2016, masih menunjukkan pertumbuhan yang tinggi dan signifikan serta berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional di periode yang sama, yang tumbuh sebesar 5,02% (yoy) dan 5,04% (ctc).

Dikatakan, meskipun pertumbuhan ekonomi menunjukkan perlambatan, namun tingkat pengangguran terbuka di Bali justru menunjukkan penurunan yang signifikan. Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran terbuka di periode Agustus 2016 tercatat sebesar 1,89%, lebih rendah dibandingkan dengan periode Februari 2016 yang tercatat sebesar 2,12% dan Agustus 2015 yang tercatat sebesar 1,99%.

Lebih lanjut dikatakan, capaian tingkat pengangguran terbuka Bali di periode Agustus 2016 jauh lebih rendah dibandingkan tingkat pengangguran terbuka Indonesia yang sebesar 5,61%. Sejalan dengan penurunan tingkat pengangguran tersebut, nilai tukar petani (NTP) pada triwulan 4 III 2016 mengalami peningkatan (sebesar 106,92) dibanding periode yang sama tahun lalu (sebesar 104,46), dan dibanding triwulan II 2016 (sebesar 105,78).

Dikatakan, peningkatan NTP secara umum mengindikasikan meningkatnya kesejahteraan petani dengan peningkatan daya beli petani di pedesaan. Membaiknya kondisi ekonomi Bali juga tercermin dari perkembangan tingkat kemiskinan.

Angka Kemiskinan Menurun

Lebih jauh Gubernur Pastika mengatakan, angka kemiskinan di Provinsi Bali pada Maret 2016 mengalami penurunan bila dibanding periode yang sama tahun lalu, dan dibanding September 2015. Tingkat kemiskinan Bali per Maret 2016 tercatat sebanyak 178,18 ribu jiwa atau 4,25% dari jumlah penduduk Bali. Angka ini mengalami penurunan dibanding periode September 2015, yang tercatat sebesar 5,25% dari jumlah penduduk.

Dikatakan, penurunan jumlah penduduk miskin tersebut didorong oleh penurunan jumlah penduduk miskin yang berada di pedesaan dan perkotaan. Capaian tingkat kemiskinan Bali tersebut, lebih rendah dibandingkan tingkat kemiskinan nasional yang sebesar 10,86% di periode Maret 2016.

Capaian indikator ekonomi Bali tersebut, menunjukkan berbagai program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, baik di tingkat provinsi maupun di kabupaten/kota telah mampu memberikan bukti yang nyata terhadap pembangunan ekonomi daerah. Program Bali Mandara Jilid II, yang mencakup 9 program unggulan yang dilaksanakan secara 5 terpadu dan holistik oleh SKPD terkait berhasil meningkatkan daya ungkit ekonomi Bali.

Dikatakan,  salah satu program yang sangat mendorong peningkatan produkstivitas ekonomi daerah adalah program sistem pertanian terintegrasi (Simantri). Melalui program ini, Pemrov Bali berupaya untuk meningkatkan tingkat produktivitas petani, sehingga hasil pertanian dapat meningkat kuantitas dan kualitasnya termasuk melalui introduksi budidaya organik.

Sementara itu, Causa Iman Karana Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali  mengatakan, sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional, perlambatan perekonomian global turut berdampak pada kinerja ekspor barang 5 Provinsi Bali. Meskipun demikian, masih kuatnya ekspor jasa yang ditopang oleh industri pariwisata, serta permintaan domestik dan didukung dengan komitmen Pemerintah dalam bidang pembangunan infrastruktur, telah mendorong optimisme peningkatan kinerja Perekonomian Provinsi Bali di tahun 2016.

Dikatakan, industri pariwisata di Provinsi Bali masih menjadi pendorong utama perekonomian Provinsi Bali, yaitu pada lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan, serta industri pengolahan dan perbaikan jaringan irigasi, serta penerapan pola tanam dan teknologi pangan, dalam upaya peningkatan produktivitas lapangan usaha pertanian akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2016, dan diproyeksikan pada kisaran 6,15% – 6,55% (yoy).

Selebih ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali yang semakin inklusif telah mampu menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dari sebesar 1,99% pada Agustus 2015 menjadi sebesar 1,89% atau berjumlah 46,48 ribu orang pengangguran pada Agustus 2016. Angka tersebut juga jauh dibawah TPT nasional yang sebesar 5,49%.

Terjaganya laju pertumbuhan ekonomi Bali di atas 6%, dan pergerakan inflasi yang terjaga pada tingkat yang rendah dan stabil, turut menurunkan tingkat kemiskinan, persentase penduduk miskin menurun pada Maret 2016 tercatat sebesar 4,25%, lebih rendah dibandingkan Maret 2015 yang sebesar 4,74%. Angka tersebut juga masih jauh dibawah tingkat kemiskinan nasional, yang sebesar 10,86% pada Maret 2016.

Perkembangan positif tersebut juga didukung oleh proyeksi inflasi yang terjaga pada tingkat yang rendah dan stabil di tahun 2016, pada kisaran 3,14% ± 1% (yoy), sehingga mendukung tercapainya target inflasi nasional yang sebesar 4% ± 1% (yoy). RED-MB