Denpasar (Metrobali.com)-

Rencana penghapusan mata pelajaran bahasa Inggris tingkat SD oleh Kemendikbud sepertinya akan terus mendapatkan penolakan. Seperti, sekretaris Komisi D yang membidangi pendidikan di DPRD Kota Denpasar, AA Putu Wibawa dan anggotanya I Wayan Warka, misalnya. Menurut mereka penghapusan mata pelajaran bahasa Inggris sebagai bentuk kemunduran untuk bersaing secara global.

Agung Wibawa mengatakan bahwa bahasa Inggris merupakan dasar dari ilmu dunia terutama di bidang informasi teknologi yang serba canggih dan berbasis bahasa Inggris. Ini artinya bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan yang cukup penting bagi generasi muda kini. “Agar nantinya tidak dicap gagap teknologi,” tegasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh I Wayan Warka, yang mengatakan alasan penghapusan bahasa Inggris untuk memperkuat bahasa Indonesia oleh Kemendikbud kurang tepat. Karena korelasi hubungan antara pengoptimalkan penggunaan bahasa Indonesia dengan penghapusan bahasa Inggris tidak ada. “Tak ada jaminan kalau penghapusan bahasa Inggris sontak akan mendongkrak penggunaan bahasa Indonesia,” keluhnya.

Diakuinya, jika sampai bahasa Inggris dihapuskan dalam kurikulum SD pemerintah Bali harus berani mendesak agar Kemendikbud memasukan sebagai muatan lokal. Mengingat Bali sangat identik dengan dunia pariwisata yang berbasis kebudayaan. Sehingga menuntut generasi muda ke depan harus mampu meningkatkan komunikasinya melalui pendalaman bahasa Inggris, sebagai bahasa pergaulan internasional.

Sementara itu, pengamat Pendidikan, Dr. I Putu Rumawan Salain menambahkan bahwa penolakan terhadap penghapusan mata pelajaran bahasa Inggris dalam kurikulum SD harus ditolak, dan bilamana perlu jika sampai dihapus harus diperjuangkan menjadi mata pelajaran muatan lokal.

Maka itulah, pemerintah Bali harus menggunakan hak otonomi khusus untuk tetap memasukan mata pelajaran bahasa Inggris dalam kurikulum SD ke dalam muatan lokal. Artinya Bali harus mampu mempertahankan mata pelajaran bahasa Inggris dalam kurikulum SD sebagai muatan lokal. “Jika dihapuskan, bahasa Inggris mesti didesak masuk mata pelajaran muatan lokal,” tegasnya. IJA-MB