Singaraja (Metrobali.com)-

Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan kecewa terhadap kinerja panitia HUT ke-68 Republik Indonesia karena dianggap tidak kreatif.

“Dua kegiatan utama bercirikan Agustusan, seperti pameran dan pawai pembangunan saja tidak digelar,” katanya di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, Senin (12/8).

Padahal kedua acara tersebut, lanjut dia, sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat di wilayah Bali utara itu.

Selain itu, Sukrawan juga menilai panitia tidak serius dalam menyelenggarakan lomba gerak jalan 45 kilometer karena hanya diikuti 14 regu, itu pun satu regu di antaranya mengundurkan diri beberapa jam sebelum lomba berlangsung.

“Ini betul-betul sangat memprihatinkan. Lomba berwawasan kebangsaan ini pesertanya hanya sedikit. Padahal tahun-tahun sebelumnya selalu membeludak,” kata mantan Calon Wakil Gubernur Bali itu.

Ia justru menyesalkan kebijakan Pemkab Buleleng yang lebih mengutamakan kegiatan Buleleng Festival dengan mengabaikan HUT RI. “Ini sama halnya pemerintah tidak menghargai pengorbanan para pejuang dan pahlawan kemerdekaan,” kata politikus PDIP itu.

Sukrawan menganggap kegiatan HUT RI berbeda makna dan tujuan dengan Buleleng Festival. “Mestinya Festival Buleleng digelar pada peringatan Hari Jadi Kota Singaraja,” katanya.

Pernyataan senada juga dilontarkan anggota DPRD Kabupaten Buleleng dari Partai Gerindra, Budi Hartawan. “Pemkab Buleleng telah terang-terangan merusak tradisi perayaan Agustusan,” katanya.

Ia memaparkan bahwa Buleleng Festival bertujuan mempromosikan potensi daerah, sedangkan HUT RI mengajal masyarakat mengenang dan menghayati nilai-nilai perjuangan dan kepahlawanan para pendiri bangsa. AN-MB