Foto: Pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Denpasar, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Paket Amerta).

Denpasar (Metrobali.com)-

Pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Denpasar, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Paket Amerta) yang diusung Partai Golkar, Demokrat, dan NasDem dikenal sebagai sosok pegiat dan pemerhati seni budaya.

Kedua calon pemimpin ini sangat konsern dalam berbagai aktivitas pelestarian seni budaya di Kota Denpasar. Misalnya Ngurah Ambara yang selama ini berkecimpung melestarikan dan semakin memperkenal pesantian hingga ke kalangan generasi muda melalui organisasi budaya Dirgahayu Ambara Swari.

Ngurah Ambara menuturkan, Dirgahayu Ambara Swari dibentuk pada 2011 dan kini sudah berusia sembilan tahun. Lahirnya Dirgahayu Ambara Swari ini dikarenakan pihaknya melihat kurang disosialikasikannya berbagai ajaran filsafat kehidupan dan etika di masyarakat.

“Pemerintah kami lihat hanya mengandalkan seperti secara resemonial di generasi muda. Setelah itu tidak ada berkelanjutan,” tuturnya.

Guna menggaet generasi muda untuk ikut melestarikan budaya khususnya di bidang pesantian ini, Ngurah Ambara mulai mengembangkannya menggunakan aplikasi Zello Walkie Talkie sejak pandemi Covid-19.

Aplikasi ini, kata Ambara, lebih efektif dari pada menggunakan radio pancar ulang (RPU). Sebab di RPU sendiri terdapat blank spot, yakni masih ada daerah-daerah yang belum bisa dijangkau.

Di aplikasi Zello Walkie Talkie, Dirgahayu Ambara Swari mempunyai sebanyak lima channel. Channel pertama untuk sekar alit, kedua untuk sekar agung, ketiga untuk lagu Bali, keempat lagu-lagu generasi muda, serta yang kelima channel khusus untuk Denpasar.

Zello Walkie Talkie sendiri merupakan aplikasi yang dapat mengubah ponsel atau tablet menjadi walkie talkie dengan aplikasi radio push to talk (PTT) yang super cepat dan gratis.

Dalam aplikasi ini terdapat berbagai fitur seperti streaming seketika dengan suara berkualitas tinggi, ketersediaan kontak dan status teks,kenal publik dan pribadi hingga 6.000 pengguna.

Tak hanya itu, Zello Walkie Talkie juga memiliki fitur opsi memetakan tombol PPT pada perangkat keras, dukungan headset bluetooth, riwayat suara, peringatan pemanggilan, gambar, notifikasi paksa dan bekerja melalui wifi dan data selular 2G, 3G, atau 4G.

Ngurah Ambara menuturkan, dikembangkannya Dirgahayu Ambara Swari ke Zello Walkie Talkie sebagai upaya untuk menggaet generasi muda untuk ikut melestarikan budaya, khususnya di bidang pesantian.

“Generasi muda ini semua pegang smartphone. Kalau ada lomba atau apa dia sudah bisa dari rumahnya lomba, dari sekolahnya,” kata dia.

Selain itu, dalam aktivitas di Zello Walkie Talkie itu pihaknya juga mengembangkan kuis-kuis bahkan dengan pemberian kuota. Hal ini bertujuan agar para pemuda yang sudah gabung di sana secara terus menerus terkoneksi.

“Itu salah satu kenapa kami lari ke Zello, karena generasi mudanya yang banyak membawa hp. Biayanya juga murah,” paparnya.

Tak hanya itu, keuntungan di aplikasi Zello Walkie Talkie ini bisa mengundang anggota lebih banyak. Ketika pihaknya mengadakan lomba akhirnya juga lebih banyak diikuti oleh generasi muda.

“Kalau dulu kan orang tuanya yang mencari (generasi muda untuk ikut lomba). Sekarang sudah mulai (ada inisiatif. Kita sudah berikan pemancing, pemanis berupa hadiah-hadiah,” kata dia.

Bagi Ambara, tantangan saat ini adalah bagaiamana menjadikan generasi muda yang suputra dan menjadikan anak yang berguna untuk keluarga, masyarakat dan bangsa muupun negaranya. Baginya, hal itu harus ditanamkan dengan konteks kekinian.

Maka dari itu, ke depan dia akan menyiapkan portal khusus sehingga berbagai sumber sastra  bisa diakses langsung oleh generasi muda. “Ke depan bisa kontenya dibuatkan di Cloud sehingga bosa diakses,” kata dia.

Namun sejauh ini, sumber sastra bagi pesantian ini masih melalui buku fisik.  Berbagai sumber itu seperti arjunaa wiwaha, adi parwa, bhisma parwa. Dari 18 parwa, pihaknya memiliki sebanyak 10 parwa yang kerap ditembangkan dalam pesantian.

Begitu juga dengan sumber wirama bersumber dari arjuna wiwaha, bratha yudha, sutasoma, niti aastra dan hal lainnya.

“Maksud kami ini ingin menularkan. Ingin menjangkiti, supaya generasi muda ini bisa senang dengan kearfian lokal,” harapnya. (dan)