Komisi III DPRD Badung di bawah komando Wayan Sandra bersama anggotanya seperti Nyoman Satria, Putu Alit Yandinata dan Made Yudana diterima direksi Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, Senin (30/5/2022).

 

Badung, (Metrobali.com)

Komisi III DPRD Badung di bawah komando Wayan Sandra dan sejumlah anggotanya seperti Nyoman Satria, Putu Alit Yandinata dan Made Yudana, Senin (30/5/2022) mengunjungi Perumda Pasar Mangu Giri Sedana. Di Perumda Pasar yang terletak di Pasar Beringkit tersebut, Komisi III disambut Dirut Perumda Pasar Mangu Giri Sedana Made Sukantra, Direktur Operasional Wayan Astika dan Dirum Wayan Mustika serta Badan Pengawas Nyoman Mardiana.

Ketua Komisi III DPRD Badung Wayan Sandra menegaskan, kedatangannya ke Perumda Pasar untuk melihat dari dekat kondisi Perumda dari sisi kinerja. Selain itu, pihaknya ingin tahu bagaimana komposisi sumber daya manusia (SDM) yang ada saat ini. “Yang lain, kami ingin tahu apa saja inovasi-inovasi yang telah dilakukan untuk meningkatkan pendapatan,” tegas politisi PDI Perjuangan asal Kuta Utara tersebut.

Sementara itu, anggota Komisi III Nyoman Satria mendesak Perumda Pasar untuk melakukan digitalisasi total. “Kami berharap Perumda sudah membuat aplikasi terhadap seluruh aktivitas di Perumda baik kinerja SDM, transaksi dan sebagainya. Dengan aplikasi ini, laporan tak perlu dilakukan secara manual lagi. Cukup klik, semua data muncul di sana,” tegasnya.

Dia sepakat, tenaga kerja yang ada harus terukur dari sisi kinerja. Dia pun tak menolak kemungkinan outsourching terhadap sejumlah sub pekerjaan. Misalnya tenaga kebersihan yang bisa di-outsourching-kan. “Karena sebagai perusahaan daerah, perumda ini wajib hukumnya untuk profit oriented,” tegasnya.

Terkait dengan overload pegawai, ujar anggota Komisi III Putu Alit Yandinata, tak harus dikurangi dengan cara diberhentikan. Tenaga kerja yang berlebih harus diberdayakan lewat unit-unit usaha yang ada. “Ini tentu membutuhkan inovasi untuk menggarap peluang-peluang yang prospektif,” katanya.

Dengan inovasi ini, tegas politisi PDI Perjuangan Dapil Abiansemal tersebut, dipastikan beban perusahaan akan berkurang. Kinerja perusahaan akan terdongkrak jika semua SDM yang ada bisa berkinerja baik dan terukur.

Sebelumnya, Dirut Perumda Pasar Mangu Giri Sedana Made Sukantra sempat memaparkan profil serta kinerja Perumda sejak tahun 2019. Pada tahun 2019, ujarnya, dari target pendapatan Rp 19 miliar, bisa tercapai hingga Rp 22 miliar. “Realisasi pada 2019 sebelum covid-19 bisa melewati target,” katanya.

Sementara masuk tahun 2020, katanya, Perumda masih bisa meraup laba. Pada tahun ini, masyarakat masih memiliki simpanan untuk berbelanja. Walau masih laba, pendapatan kami tahun 2020 jauh menurun,” tegasnya.

Puncak merosotnya pendapatan Perumda, ujar Sukantra, terjadi pada 2021. Kondisi ini disebabkan simpanan masyarakat sudah menipis bahkan habis sementara karyawan yang bergerak di sektor pariwisata sudah mulai dirumahkan. “Pada 2021 kami tetap masih untung namun angkanya hanya Rp 31 juta,” tegasnya.

Transaksi pada 2021, sangat kecil. Selain itu, banyak pedagang yang mengembalikan tempat jualan mereka. Walau pihaknya sudah memberikan semacam keringanan dan kebijakan-kebijakan, tetap saja pengembalian tempat terjadi.

Pada 2022, pihaknya menetapkan target pendapatan Rp 23,5 miliar. Hingga April 2022, realisasinya baru Rp 5,7 miliar atau setara dengan 24,19 persen. “Dengan sisa waktu yang ada, kami berharap target yang sudah ditetapkan bisa tercapai,” ujar Made Sukantra. (SUT)