gkr-hemas-ratu-jogja

Denpasar (Metrobali.com)-

Para calon anggota legislatif perempuan dari Bali menyampaikan tekad untuk bersih, berpendidikan, berkarya bagi Indonesia (berdikari) dalam perhelatan politik Pemilu Legislatif 2014.

Deklarasi “berdikari” perwakilan caleg perempuan Bali itu disampaikan di Denpasar, Kamis, dengan disaksikan oleh Ketua Kaukus Perempuan Parlemen Gusti Kanjeng Ratu Hemas dan sejumlah aktivis perempuan.

“Caleg perempuan harus mempunyai kekuatan dan tidak ada lagi yang merasa terganggu dengan pencalonan diri masing-masing. Namun, harus memastikan langkah untuk terus maju,” kata Ratu Hemas menyemangati para caleg dalam acara deklarasi itu.

Selain bertekad “Berdikari”, mereka juga menyampaikan komitmen untuk jujur, bermoral, berwawasan, berjuang, bekerja bagi Bangsa Indonesia, serta memperjuangkan aspirasi masyarakat Bali di daerah pemilihan.

Mereka meyakini dengan berimbangnya laki-laki dan perempuan di parlemen, nantinya dapat menghasilkan keputusan yang berkeadilan bagi semua.

“Perempuan Bali saya harapkan jangan berhenti sampai menjadi caleg, tetapi harus semakin banyak yang menjadi anggota legislatif karena setelah benar-benar menjadi anggota Dewan,kaum perempuan baru bisa menentukan,” ujarnya yang juga Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah itu.

Ratu Hemas juga mengingatkan para caleg perempuan agar mengawal betul para saksi yang dimiliki, jangan sampai suara yang didapat itu akhirnya hilang di tengah perjalanan.

“Perempuan juga harus bersatu dan jangan mengharapkan untuk diberi, tetapi harus berani mengambil peran,” ujarnya.

Sementara itu, aktivis perempuan Dr Luh Riniti Rahayu yang memandu acara tersebut mengharapkan keterwakilan caleg perempuan di DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota se-Bali minimal dapat mencapai 10 persen atau meningkat dibandingkan pemilu lima tahun lalu dengan keterwakilan 7,5 persen.

“Bali selama ini keterwakilan perempuannya paling rendah di Indonesia karena dipengaruhi faktor budaya dan juga kaum perempuan lebih realistis untuk mengeluarkan uang ratusan juta rupiah untuk kegiatan politik,” kata Riniti.

Akademisi dari Universitas Ngurah Rai itu memandang sesungguhnya kinerja perempuan Bali sudah cukup bagus, apalagi caleg perempuan yang masuk dalam daftar calon tetap (DCT) untuk DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota se-Bali sudah 36,7 persen (1.186 caleg) dari total 3.230 caleg.

Salah satu caleg dari Partai Gerindra yang akan maju ke DPR, Nyoman Partini, menyatakan bahwa saat ini posisi caleg perempuan bukanlah pewarna dan bukan pelengkap, tetapi ingin melakukan perubahan. “Kami tidak menerapkan politik uang, tetapi politik yang bersih,” ucapnya. AN-MB