Bupati Giri Prasta saat menghadiri Upacara Ngusaba Desa Lan Ngusabe Nini di Pura Desa, Desa Adat Pelaga, Rabu (27/10).

Mangupura, (Metrobali.com)

Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta beserta Ny. Seniasih menghadiri rangkaian Upacara Ngenteg Linggih, Mepedudusan Agung, Nubug Pedagingan Medasar Tawur Caru Balik Sumpah Utama, Ngusaba Desa Lan Ngusaba Nini, Rahina Anggara Kasih, Wuku Julungwangi di Pura Desa, Desa Adat Pelaga Petang, Selasa (26/10) lalu.

Karya yang dipuput Ida Pedanda Gede Mayun saking Gria Babakan Cau Belayu Tabanan ini juga turut dihadiri oleh Penglingsir Puri Agung Petang, Anggota DPRD Bali I Nyoman Laka, Kepala Dinas Kebudayaan Badung, Gede Eka Sudarwitha, Ketua PHDI Badung I Gede Rudia Adiputra, Camat Petang I Wayan Darma, Ketua MDA Kabupaten Badung, Perbekel Desa Pelaga I Made Ordin, Bendesa Adat Pelaga Ketut Budayasa, unsur Tripika Kecamatan Petang dan tokoh masyarakat serta undangan lainnya.

Bupati Badung Nyoman Giri Prasta yang juga sebagai pengrajeg karya sangat mengapresiasi semangat krama Desa Adat Pelaga yang telah melaksanakan karya Ngusaba Desa dan Ngusabe Nini dengan cara gotong royong dan rasa tulus ikhlas. Bupati Giri Prasta mengajak masyarakat Pelaga bersatu dalam melaksanakan kegiatan di masyarakat. Karya Ngusaba Desa lan Ngusaba Nini ini dapat dilaksanakan setiap 30 tahun sekali karena merupakan tingkatan karya yang paling tinggi di Desa Adat, lain halnya kalau di Bali tingkatan karya yang paling tinggi adalah Karya Eka Dasa Ludra, dan rangkaian karya di Desa Adat Pelaga ini sudah dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada di Lontar dan Sastra Hindu. “Melalui karya ini saya harapkan krama Desa Adat Pelaga khususnya selalu diberikan keselamatan dan kesejahteraan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Giri Prasta mengatakan sebelum Karya Ngusaba Desa dan Ngusaba Nini ini dilaksanakan sesuai dengan lontar, agar pembangunan semua Pura di desa adat itu harus selesai terbangun dengan baik dan dilaksanakan pujawali. Selanjutnya terakhir baru di Pura Desa. “Di Pura Desa inilah setiap KK yang ada di wilayah desa adat itu pasti memiliki rong tiga yang dalam bahasa Sansekertanya ‘Dik’ yaitu Purusa tempatnya di selatan Dewanya Brahma, kalau Predana “Widik” tempatnya di utara Dewanya Wisnu dan ditengah-tengah namanya Siwa Guru. Pada saat ngusaba desa dan ngusaba nini ini Siwa Guru diajak langsung ke Pura Desa, sehingga karya ngusaba desa dan ngusaba nini ini sampai pada tingkatan terakhir yang merupakan peran dari pada rong tiga untuk ngelinggihan Raja Betara atau Dewa Hyang. Ini merupakan warisan leluhur yang harus kita jaga, dan astungkara rangkaian upacara sudah berjalan dengan baik dan lancar,” pungkasnya.

Rangkaian karya selanjutnya juga dilaksanakan Penandatanganan Prasasti oleh Bupati bersama dengan Para Sulinggih, Jro Mangku Gede Pucak Mangu serta Prajuru Adat, ini merupakan bukti yang akan dipasang di Jabe Pura agar nantinya selalu diingat oleh krama Desa Adat Pelaga, sehingga kedepan bisa dilakukan karya Ngusaba Desa lan Ngusaba Nini ini kembali.

Selanjutnya pada Rabu (27/10), Bupati Giri Prasta juga menghadiri Upacara Ngusaba Desa Lan Ngusabe Nini di Pura Desa, Desa Adat Pelaga. Dalam kesempatan ini turut mendampingi Perwakilan Dinas Kebudayaan Badung, Camat Petang I Wayan Darma, Perbekel Desa Pelaga I Made Ordin dan tokoh masyarakat setempat. Upacara Ngusabe Desa Lan Ngusabe Nini dipuput oleh Ida Pedanda Gede Watulumbang dari Griya Gde Cau Belayu, Ida Pedanda Mas Pertama dari Gria Tegeh Abiansemal, Ida Pedanda Buda Darma Kerti dari Gria Saraswati Batuan. Adapun upacara diawali dengan persembahyangan bersama dilanjutkan dengan nedunan betara hyang guru masyarakat setempat lanjut melaksanakan upacara Murwadaksina/ mengelilingi wewidangan Pura Desa, Desa Adat Pelaga. (RED-MB)