Gianyar (Metrobali.com) – 
Agung Bharata  menunjukkan komitmennya untuk selalu terjun langsung dan dekat dengan masyarakat. Hanya ditemani ajudan secara mendadak Agung Bharata menemui para petani bambu tabah di Desa Kerta, Payangan, Sabtu (23/2). Kunjungan dimaksud untuk melihat secara langsung, perkembangan bamboo tabah sekaligus menyerap permasalahan dan persoalan yang dihadapi para petani untuk segera dapat dicarikan solusi.
Ketua Kelompok Petani Bambu Tabah Desa Kerta, Made Witarjana dihadapan Agung Bharata menyampaikan dari 500 ha area yang ditanami bambu tabah oleh 45 anggota kelompoknya hasilnya cukup menjanjikan. Kontur tanah yang berbatu, diimbangi dengan PH tanah yang cocok untuk bamboo tabah menjadikan tanman dapat menghasilkan rembung kualitas tinggi. Dismping itu, bambu tabah juga sangat baik untuk memperbaiki kondisi tanah, dan sekaligus sebagi daerah resapan air dan penghasil CO2.
Kebun bamboo tabah ini juga menjadi objek wisata agro yang sangat menarik bagi wisatawan. Untuk itu, dirinya bersama petani dengan dibantu pihak pendamping akan mengembangkan kebun mereka untuk wisata agro. Berkenaaan upaya pengembangan ini, Witarjana berharap dukungan Bupati Agung Bharata mewujudkan keinginan masyarakat setempat.
Dihadapan Agung Bharata para Witarjana juga mohon bantuan peralatan untuk proses pengolahan rebung bamboo tabah serta pelatihan bagi kelompok petani dan wanita tani di desanya. Hal ini penting bagi petani setempat untuk lebih meningkatkan nilai jual produk mereka dan menambah lapangan pekerjaan bagi kaum perempuan di desanya.
Menanggapi keinginan masyarakat, Agung Bharata merespon sangat positif dan segera akan mencarikan solusi terhadap permasalahan yang menjadi kendala petani setempat. Budidaya bambu tabah di Kerta sangat tepat mengingat sejalan dengan kebijakan Pemerintah Gianyar menjadikan Kecamatan Payangan sebagai zona pengembangan agrobisnis, konsevasi air dan culture heritage. Hal ini juga sebagai komitmen saya sebagai Bupati Gianyar untuk lebih mengembangkan pertanian dalam arti luas dan untuk lebih mensejahterakan kehidupan petani.
Untuk mewujudkan hal ini, khususnya pengembangan bamboo tabah di kerta perlu digarap dengan total managemen. “Bagaimana nantinya proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan memberikan kualitas dan partisipasi seluruh masyarakat secara berkelanjutan,” ungkap Agung Bharata.
Terkait dengan permasalahan yang dihadapi petani setempat Agung Bharata mengupayakan penyedian alat-alat untuk pengolahan bamboo tabah dalam anggara perubahan nanti. Disamping itu Agung Bharata juga akan melengkapi fasilitas kebun agro bamboo batah ini toilet dan rest perbaikan rest area, mengingat sering dikunjungi tamu-tamu penting.
Dengan langkah ini diharapkan disamping meningkatkan produksi petani juga member nilai tambah bagi desa setempat untuk tujuan pariwisata. Mengingat pertanian merupakan cikal bakal dari pariwisata di Bali, kita harus lebih mengambangkan dan meningkatkan pertanian dan kehidupan petani, jelas Agung Bharata kepada petani setempat.
Sementara Ketua Perhimpunan Bambu Bali, Dr Pande Ketut Diah Kencana, mengatakan panen perdana rebung bamboo tabah dilaksanakan setelah hampir 2,5 tahun yaitu tepatnya tanggal 18 Juni 2010 dilaksanakan penanaman bamboo di Desa Kerta. Estimasi hasil produksi sebanyak 750 ton rebung bambu tabah, jika diolah menjadi bahan baku makanan sayuran seperti rebung maka dapat dijual sedikitnya Rp20 ribu per item kepada konsumen. Jadi, dari hasil total per satu kali panen, pendapatannya mencapai Rp15 juta. Kerja sama petani dengan pengusaha akan dilaksanakan melalui sistem kluster serta dilaksanakan evaluasi untuk kelangsungan pembudidayaan bambu.TRA-MB