Ket Foto : Ketua DPRD Badung Putu Parwata jelaskan Koperasi PAS yang baru saja dilaunching.

 

Badung, (Metrobali.com)

Ketua DPRD Badung Putu Parwata sangat konsisten menjalankan sejumlah program yang muaranya kesejahteraan masyarakat. Selain di bidang pertanian, politisi PDI Perjuangan tersebut juga sudah menjalankan sejumlah program di sektor kesehatan, pendidikan, sektor UMKM, termasuk market digital.

Menindaklanjuti program di sektor pertanian, pada Kamis (26/5/2022), Sekretaris DPC PDI Perjuangan Badung tersebut me-launching Koperasi Pinake Ane Sujati (PAS). Anggotanya 20.000 KK krama dinas Dalung termasuk krama di perumahan Dalung Permai. “Jika secara perorangan, anggota Koperasi PAS ini berjumlah 80.000 orang,” ujarnya sembari menambahkan, bidang usaha yang akan digeluti koperasi ini, berupa distributor pangan dan simpan pinjam.

Pada tahap awal, kata Parwata, Koperasi PAS akan menggelar pasar murah. Kepada warga Dalung termasuk perumahan Dalung Permai bisa mendapatkan beras C-PAR yang diproduksi PT PAS dengan harga produksi sekitar Rp 68.000 per 10 kg atau Rp 34.000 per 5 kilogram. “Berapa pun kebutuhan warga terhadap beras berkualitas ini akan dipenuhi oleh koperasi,” ujarnya lagi.

Seperti diketahui, Putu Parwata merintis program mensejahterakan petani dengan melakukan demplot pupuk Green Parwata dan bibit padi khusus. Dengan pupuk dan bibit yang didemplot, ternyata hasilnya luar biasa. Jika biasanya (dengan pupuk dan bibit padi biasa) per hektar hanya mendapatkan hasil 6 ton gabah. Namun dengan pupuk Green Parwata dan bibit khusus, hasil pertanian menjadi berlipat mencapai 12 ton lebih per hektarnya.

Hasil berlipat seperti ini, ujarnya, perlu ditindaklanjuti lagi sisi tengah dan hilirnya. Hal yang dilakukan adalah dengan menyerap produksi petani tersebut selanjutnya memprosesnya menjadi beras yang dinamakan C-PAR dengan kualitas premium. “Padi petani diserap PT PAS untuk diolah menjadi beras,” tegasnya.

Tak hanya menyerap padi produksi petani, PT PAS juga memberikan jaminan sosial kepada petani. Setidaknya ada lima jaminan yang diperoleh petani yakni jaminan hari tua (JHT), kecelakaan, kesehatan, jaminan asuransi ketika gagal panen, termasuk beasiswa bagi putra-putrinya. PT PAS ini beranggotakan para petani.

Setelah jadi beras, ujarnya, sekarang menjadi tugas Koperasi PAS untuk menyalurkan. Saat ini koperasi baru dibentuk di Dalung, tahap berikutnya koperasi ini akan dibentuk di semua desa di wilayah Badung. Dengan begitu, benefit yang diterima petani sangat besar yakni produksi berlipat, kemudian adanya kepastian terserap oleh pasar.

Lantas apa benefit bagi koperasi dan masyarakat yang mengkonsumsi beras C-PAR? Menurut Parwata, benefitnya warga bisa memperoleh beras berkualitas premium dengan harga relatif murah. “Per kilogram beras C-PAR senilai Rp 8.200. Harga ini tentu saja jauh lebih murah dibandingkan dengan beras dengan kualitas sejenis yang nilainya Rp 10.000-an,” katanya.

Bagi UMKM? Pelaku usaha pun memperoleh benefit atau keuntungan yang cukup prospektif. Pertama bisa menjual beras berkualitas dengan harga rendah sehingga omzet penjualan akan tinggi, selanjutnya UMKM akan bisa mengangkat harga penjualan sekitar Rp 300 per kilogramnya. Dengan harga 8.500 per kilogram, beras ini masih tergolong murah.

Seperti diketahui bersama, Parwata juga serius menggarap sektor-sektor lainnya. Di sektor kesehatan, Parwata merintis Klinik Putu Parwata yang kini suah memasuki usia 10 tahun. Klinik ini dalam waktu dekat akan disulap menjadi rumah sakit sehingga mampu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih luas kepada masyarakat. “Saat ini izinnya tengah diurus, mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah bisa selesai sehingga bisa segera ground breaking,” kata Parwata.

Di sektor pendidikan, Parwata merintis Sekolah CIS yang mengelola pendidikan mulai PAUD hingga sekolah menegah kejuruan (SMK). Sekolah ini menggunakan sistem cambridge (kurikulum luar negeri) yang mengarah pada pencetakan SDM mumpuni. Lewat lembaga pendidikan ini, Parwata sudah melakukan pengiriman tenaga skill dan nonskill ke luar negeri. “Ini kami terus lakukan bagi masyarakat Badung,” tegasnya lagi.

Selanjutnya sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dilakukan melalui penguatan modal yang merupakan program Pemkab Badung. Selanjutnya, memfasilitasi pemasaran produk-produk UMKM seperti kerajinan, kuliner dengan BAGO yang berjalan sejak beberapa tahun.

Terkait dengan pasar higienis, Parwata menyatakan belum bisa melakukannya karena membutuhkan lahan yang luas. Walau begitu, pasar higienis ini dilakukan dengan digital market lewat aplikasi BAGO. “Dengan aplikasi ini, pasar produk UMKM akan lebih higienis lagi,” tegasnya sembari menambahkan sejak dipercaya menjadi wakil rakyat sejak 10 tahun lalu, pihaknya selalu melakukan langkah-langkah kongkret, tidak sekadar wacana. (Sut)