Berjuang Merebut Hak Bali : Peta Jalan Atasi Ketimpangan Bali Harus Disusun Bersama
Karangasem (Metrobali.com)-
Guna mewujudkan komitmen “Berjuang Merebut Hak Bali”, yang ingin meratakan pembangunan berbasis kabupaten/kota, mesti membuat ‘road map’, atau peta jalan bagaimana mengurangi ketimpangan di Bali. Bali saat ini punya satu masalah mikro ekonomi yakni ketimpangan distribusi pendapatan yang cenderung makin timpang di era otonomi daerah. Demikian Kesimpulan dari Simakrama Nyoman Dhamantra, Anggota DPR RI, yang dicalonkan kembali PDI-P No. 5 di Balai Desa Adat Pekraman Santi Kec. Selat, kemudian Desa Buana Giri, Kec. Bebandem dan diakhiri di Banjar Adat Lantang Katik, Desa Telaga Tawang, Kec. Sidemen, Karangasem, Kamis-Jum’at 20-21/3.
Didampingi Bendesa Adat Santi dan Bendesa Adat Geriana Kauh, dihadapan ratusan masyarakat, Nyoman Dhamantra menyebutkan,
ketimpangan yang paling jelas terlihat, adalah ketimpangan antarwilayah yaitu antarwilayah kabupaten/kota dan ketimpangan antara desa dengan kota. “Penyebabnya tidak lain karena potensi masing-masing wilayah berbeda akibat perbedaan kemampuan daerah dalam mengakselerasi pembangunan daerahnya. Daerah yang secara kreatif mengelola potensi pembangunan dengan baik relatif dapat berkembang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lain,” tandas Dhamantra.
Dalam kesempatan tersebut, Nyoman Dhamantra berharap rakyat memilih seorang pemimpin yang baik, harus lebih concern dengan pemerataan pembangunan Bali dalam Pileg dan Pilpres 2014, “Pemimpin yang bisa menempatkan rakyat Bali sebagai inti utama pembangunan kemudian diisi oleh keragaman potensi ekonomi yang ada di masing-masing kabupaten/kota, tidak seperti yang sudah berlalu, yang cenderung ego sektoral dan ego wilayah,” katanya, mengajak.
Sementara itu, di desa Buana Giri, Nyoman Dhamantra, yang didampingi Nengah Diarsa, Caleg PDI-P DPRD dan Anggota DPRD Karangasem, Pandu Lagosa, serta Bendesa Adat dan jajaran adat dan dinas setempat, berharap penyusunan rencana induk (‘master plan) potensi riil tiap daerah dijadikan acuan agar cita-cita tersebut bisa terwujud. “Selama ini komitmen memeratakan pembangunan bagi seorang pemimpin bukan merupakan hal yang baru. Sudah klasik dari zaman-ke zaman. Meski demikian, kita tentu saja berharap komitmen para caleg, baik untuk DPR RI, DPRD Tk. I dan II, dan diantara mereka terjadi komunikasi dan sinergitas, sehingga nantinya tidak tumpang tindih, dan nyaplir,” tandas Dhamantra.
Dari sanalah nantinya bisa melangkah secara terintegrasi dan terukur, libatkan semua pihak, bukan sektoral dan arogan. “Master plan tersebut sangat penting mengingat kondisi Bali yang saat ini sepertinya sudah karut-marut dalam segala bidang. Baik itu di bidang pembangunan infrastruktur, prasarana, dan sosial lainnya. Timbul akibat pengaruh arogan, sukuisme, dan inkonsistensi pimpinan dalam menegakkan aturan. Ditambah sikap birokratis, menonjolkan kedekatan dengan soroh, klan, atau wilayah seperti kini menghiasi berbagai program seolah populis, seperti Bansos dan sejenisnya,” kata Dhamantra, mengingatkan. TIM-MB
5 Komentar
Uling ipidan kije ru..ape dogen kperjuangan tuk bali di jkarta.adi ding taen ngenah di tv,di parlmen brjuang tuk bali..adi mare jni buin kten2 ngomongang brjuang mrebut hak bali.mare paek pemilu.nyen ke uluk uluk trus guss…sing ngrambng bngken dongkng memilih jlme bog bog partae tukang bohong……
menjelang pileg dan musim kampanye mekupuk bungutne care sepur, kanti medidih care lambang partaine, be gen menjabat kanti 2x jani bin dot kepilih masi tetep sing ade ape,, pebedikin ngae dose awak sube tue, mani bangke di nerake hidupe,,,
urusang malu banjarane di dpsr gen be liu bekas ngontrakang umah dadi mebalik ngontrak diumah pedidi,,,,
maribung rebut kembali,,,,, rebut apa ya??? rebut pulau2 yg lepas ke malaysia, sipadan, ligitan dan aset2 negara yg terjual murah, knp kt skrg jd penyewa,, ayo rebut2!!!!!
KOH NGOMOMG ..AMONTOAN GEN …MAAN SING NGERUNGUANG … POKOKOKNE KAR NYOBLOS NE PERAWAN GEN …EH MAKSUDNYA CALEG NON INCUMBEN