Jembrana (Metrobali.com)-

Langkah antisipasi terhadap kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang ke Bali khususnya bagi warga Kabupaten Jembrana, Pemkab Jembrana langsung bergerak menyiapkan penanganan khusus.

Pemkab Jembrana lebih memilih pola karantina atau isolasi di rumah masing-masing daripada penyediaan hotel ataupun sekolah sebagai mess. Proses isolasi pun nantinya akan diawasi secara ketat oleh tim relawan surveilans yang khusus dibentuk menangani Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana, I Made Kembang Hartawan yang juga Wakil Bupati Jembrana, Selasa (14/4).

Dalam keterangan persnya, Kembang Hartawan didampingi Humas Gugus Tugas dr I Gusti Agung Putu Arisantha dan Kabag Humas Protokol I Made Cipta Wahyudi mengatakan hasil rapat kordinasi dengan Gubernur Bali, penanganan pasien negatif hasil rapid test, baik itu ABK maupun PMI menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten.

Namun kata Kembang jika hasilnya positif langsung dikarantina Pemprov Bali. “Kami memilih opsi karantina di rumah masing-masing. Tapi ada pengawasan melalui relawan surveilans yang khusus kita bentuk menangani penyebaran covid-19 di Jembrana. Selain oleh Satgas gotong royong yang memang sudah ada di masing-masing desa maupun kelurahan” terang Kembang.

Lebih lanjut dijelaskan Kembang, pihaknya sudah menimbang sisi positif dan negatif dari setiap opsi karantina. Menurutnya, kalaupun karantina mandiri dilakukan di hotel atau mess sekolah, bukan tidak mungkin kontak atau aturan physical distancing ini bisa juga dilanggar. Belum lagi sisi psikologis warga yang menjalani karantina.

“Nah kebetulan, Jembrana secara khusus sudah merekrut relawan surveilans. Jumlahnya setiap desa atau kelurahan ada dua orang relawan. Kami akan berdayakan mereka, tentunya tetap dibantu pengawasan dari Satgas Gotong Royong” jelasnya.

Khusus untuk relawan surveilans lanjutnya, tugasnya selain memantau, juga mengedukasi sekaligus melaporkan tiap perkembangan warga yang dalam pemantauan.

“Dengan begitu harapannya, proses isolasi bisa dijalani dengan ketat, disiplin dan senantiasa tercatat oleh masing-masing surveilans” paparnya .

Proses pengawasan melalui isolasi di rumah masing-masing tambahnya, tidak hanya diberlakukan kepada warga PMI negatif rapid test yang pulang ke Bali, tapi juga warga yang datang dari luar daerah di Indonesia. Namun juga yang datang dari daerah terjangkit.

“Jangan hanya fokus ke PMI saja, tapi lakukan juga pengawasan ketat melaui isolasi mandiri kepada warga yang baru datang dari luar daerah“ tandasnya.

Kembang juga menjelaskan , sudah ada sinergi antara provinsi dan kabupaten dalam penanganan kepulangan PMI. Bahkan jadwal-jadwal kepulangan PMI juga sudah dikordinasikan, baik itu melalui kedatangan domestik maupun internasional.

Pemkab Jembrana juga siap menjemput warga PMI yang sudah dinyatakan negatif bahkan mengantarnya sampai di rumah masing-masing. “Kami akan siapkan bus untuk menjemput setibanya di Bandara. Jadi keluarga tidak diperbolehkan ikut menjemput. Saya juga yakin rekan–rekan PMI ini karakternya disiplin dan mau mentaati aturan isolasi yang ditetapkan pemerintah” tandasnya.

Kembang juga berharap jangan ada stigma negatif kepada ABK maupun PMI di masyarakat. Namun yang terpenting saat ini adalah bersama-sama memberikan dukungan.

“Jangan jauhi mereka. Tapi berikan mereka dukungan agar dapat menjalani proses isolasi 14 hari dengan baik” pungkas Kembang Hartawan. (Humas Pemkab Jembrana)