Foto:  Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Putu Supadma Rudana (PSR) dalam Sidang Komite Pembangunan Berkelanjutan Inter-Parliamentary Union (IPU) di Kigali, Rwanda.

Rwanda (Metrobali.com)-

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Putu Supadma Rudana (PSR) tidak diragukan kiprahnya di dunia internasional membawa pesan pemulihan pariwisata dan ekonomi Indonesia khususnya juga Bali termasuk mendorong kolaborasi internasioal dalam memajukan sektor Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM), Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan Usaha Mikro (UMi). Sebab diyakini UMKM merupakan sektor penggerak pemulihan ekonomi pasca pandemic.

Hal itu disampaikan Supadma Rudana saat menghadiri Sidang Komite Pembangunan Berkelanjutan dalam forum parlemen dunia yang tergabung dalam Inter-Parliamentary Union (IPU) di Kigali, Rwanda.

Dalam sidang forum internasional yang dihadiri lebih dari 165 parlemen dari berbagai belahan dunia itu, Putu Supadma Rudana menyebut pentingnya kerja sama internasional di tengah upaya pemulihan pascapandemi. Bagi Politisi Partai Demokrat ini, tidak ada satu negara pun yang mampu mengatasinya sendiri.

“Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM), Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan Usaha Mikro (UMi) adalah bidang yang paling terdampak pendemi. Namun di sisi lain, sektor ini telah terbukti menjadi sektor potensial bagi upaya pemulihan pascapandemi,” kata Putu Supadma Rudana dalam dalam keterangan resminya.

Tokoh asal Peliatan, Ubud, Gianyar ini juga berbagi pengalaman bagaimana sektor UKM, UMKM, dan UMi berkontribusi bagi perekonomian nasional Indonesia, dengan menghasilkan 61 persen dari PDB.

“UKM, UMKM, dan UMi memiliki peran yang sangat signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara karena telah berhasil menyerap hampir 97 persen tenaga kerja di Indonesia,” kata Putu Supadma Rudana yang juga merupakan anggota Komisi VI membidangi sektor UMKM ini.

Putu Supadma Rudana yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) ini pun memberi contoh bahwa sektor pariwisata, industri kreatif, dan budaya Bali yang sangat terdampak pandemi covid-19. Dalam merespons situasi ini, masyarakat Bali mengedepankan prinsip gotong royong, melalui kerja sama yang tangguh antar pemangku kepentingan baik di tingkat daerah maupun nasional, melalui serangkaian program penguatan kapasitas dan stimulus finansial bagi sektor UKM, UMKM, dan UMi yang terdampak.

Saat ini, kata Putu Supadma Rudana, perekonomian Bali mulai merangkak naik menuju normal seperti sedia kala. Hal ini tentu saja tidak lepas dari peran UKM, UMKM, dan UMi yang menjadi penggerak bagi roda ekonomi di daerah. Baginya, Ia menegaskan di masa pandemi, sektor ini menjadi tulang punggung bagi ekonomi nasional.

“Maka, kita harus berupaya memperkuat upaya melalui kolaborasi, kerja sama, dan koordinasi bukan hanya di tingkat nasional namun juga internasional, untuk melakukan penguatan kapasitas bagi komunitas lokal penggerak UKM, UMKM, dan UMi di daerah karena pembangunan ekonomi adalah hak bagi seluruh individu,” tegas Putu Supadma Rudana.

Pemerintah Indonesia telah berupaya memberikan stimulus finansial sebagai wujud dukungannya bagi sektor UKM, UMKM, dan UMi melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang realisasinya telah mencapai Rp112, 84 triliun. Putu Supadma Rudana mengakui literasi adalah hal yang paling utama dalam mendorong terwujudnya pemulihan ekonomi berkelanjutan melalui peran sektor UKM, UMKM, dan UMi.

“Secara khusus, literasi di bidang digital, keuangan, dan strategi pemasaran sangat dibutuhkan dalam menyiapkan setiap individu agar mampu mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan pekerjaan yang layak bagi semua,” pungkas Putu Supadma Rudana. (dan)