Semarang (Metrobali.com)-

Pemuda memiliki potensi besar dalam memajukan masyarakat karena mereka dianggap sebagai agent of change. Melalui berbagai keahlian dan ide yang mereka miliki, mereka mampu menggali potensi suatu daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, ide-ide luar biasa yang mereka miliki terkadang kurang tersalurkan secara maksimal disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya karena ide yang dibangun tidak dirancang secara matang. Hal ini dapat menyebabkan pemberdayaan yang mereka lakukan kurang berdampak di masyarakat.
Memahami realita tersebut, Beastudi Etos pada Minggu, 5 Agustus 2018 menyelenggarakan Workshop Inovasi Pemberdayaan bagi 144 mahasiswa dari 17 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Terbaik di Indonesia. Kegiatan ini termasuk kedalam rangkaian acara Sociopreneur Camp 2018. Bertempat di Aula Amanda Hills Bandungan-Semarang, para peserta mengikuti workshop bersama Baban Sarbana (CEO dan Founder Yatim Online).
Sebagai praktisi yang telah memiliki banyak pengalaman dalam pemberdayaan masyarakat, Baban mengisi workshop dengan sangat interaktif. Menurut Baban Inovasi tak selalu berarti ide baru.
“See the same thing but thinking something different. Bisa jadi kita menemukan sesuatu yang berbeda dari hal yang telah ada sebelumnya, itu juga dinamakan inovasi” kata Baban
Menurut Baban sebuah inovasi dan pemberdayaan harus memiliki 5 hal, yakni proses, metode, program, gerakan dan polarisasi. Pemberdayaan harus memiliki daya saing dan sanding agar mampu bertahan di masyarakat serta dapat diterima oleh masyarakat. Program yang disusun juga harus kreatif dan inovatif. Tahapan dalam melakukan Inovasi pemberdayaan adalah 3D, yakni Define – Design – Do it.
Workshop yang berlangsung selama sehari ini juga memberikan kesempatan kepada peserta untuk mempresentasikan ide pemberdayaan yang mereka miliki. Peserta yang berjumlah 144 orang ini dibagi kedalam beberapa kelompok, mereka diberikan kesempatan berdiskusi dan bertukar pikiran tentang masalah dan potensi pemberdayaan masyarakat di sekitar mereka. Mereka merumuskan ide, menyusun program pemberdayaan serta desain pelaksanaan program pemberdayaan.
Hasil presentasi dari setiap kelompok kemudian ditanggapi oleh peserta yang lain dan pemateri untuk diberikan saran dan perbaikan. Seluruh peserta sangat antusias mengikuti workshop hingga akhir sebab ini dapat menjadi bekal mereka dalam mengaplikasikannya di masyarakat.

Editor : Whraspati Radha