Jahja Setiaatmadja

Jakarta (Metrobali.com)-

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmaja menilai kinerja pertumbuhan kredit perseroan pada tahun 2015 masih tergantung pada perkembangan kondisi makro ekonomi di Tanah Air.

“Bagi bank, yang paling penting itu suasana makro ekonomi secara keseluruhan. Kalau makro ekonomi dalam kondisi baik, katakanlah suku bunga rendah kemudian kita juga tidak dimomoki oleh NPL (kredit bermasalah), tentu kita juga akan coba terus kejar kredit,” kata Jahja saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (29/4).

Portofolio kredit BCA sendiri pada triwulan I-2015 hanya tumbuh 5,8 persen dari Rp317,19 triliun pada triwulan I-2014 menjadi Rp335,6 triliun.

“Kuartal I kenaikan kredit masih lemah, bahkan kalau dilihat ‘q to q’ (kuartal ke kuartal) pertumbuhannya negatif, itu kita akui,” kata Jahja.

Menurut Jahja, dalam situasi ekonomi seperti saat ini, meski likuiditas tersedia namun jika memang pasar tidak bergairah meningkatkan produksi, sulit bagi bank untuk memaksakan pertumbuhan kredit yang tinggi.

“Sebagai bankir, kita harus berupaya melihat secara jernih suasana ekonominya, jadi kita harus memantau apakah target kredit itu tetap dipertahankan atau tidak,” ujar Jahja.

Ia menjelaskan, jika suasana bisnis lesu, maka bisa saja pihaknya menurunkan target pertumbuhan kredit. Namun, seandainya realisasi dana APBN dan APBD lancar, investasi asing masuk serta daya beli masyarakat naik, perseroan akan mengejar ketertinggalan kredit pada triwulan I-2015.

“Target 12-15 persen (pertumbuhan kredit) adalah arahan. Di mana kalau suasana makro ekonomi membaik, kita bisa di atas angka itu, kalau makin lesu kita tidak memaksakan strategi untuk mencapai itu,” kata Jahja. AN-MB