Kepala Balitbang Badung I Wayan Suambara didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Dewa Made Apramana dan Kadiskop, UKM dan Perdagangan Badung I Ketut Karpiana saat kegiatan Focus Group Discution Pengembangan UMKM Berorientasi Pariwisata, di Puspem Badung, Rabu (5/9).

Perkuat UMKM dan Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Mangupura (Metrobali.com)-

Pemkab. Badung ingin memperkuat kehadiran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam rangka memperkuat ekonomi masyarakat. Tentu upaya yang perlu dilakukan yaitu pembinaan, pendampingan dan memberikan bantuan kepada para pelaku UMKM di Badung. Yang tidak kalah pentingnya adalah akses pemasaran terhadap hasil produksi UMKM tersebut. Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Badung I Wayan Suambara, pada kegiatan Focus Group Discution (FGD) Pengembangan UMKM Berorientasi Pariwisata, di Ruang Pertemuan Balitbang, Puspem Badung, Rabu (5/9).

FGD dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Badung Dewa Made Apramana, Tim Kelitbangan Badung, Asosiasi, Akademisi serta para pelaku UMKM di Badung. FGD diisi oleh tiga narasumber yakni Kadis Koperasi, UKM dan Perdagangan Badung I Ketut Karpiana dengan materi Pengembangan UMKM berorientasi Pariwisata di Kabupaten Badung, Sayu Ketut Sutrisna Dewi dari Universitas Udayana dengan materi Strategi pengembangan UKM melalui inkubator bisnis perguruan tinggi, serta dari Dinas Pariwisata.

Kepala Balitbang I Wayan Suambara mengatakan, melalui FGD ini diharapkan dapat menemukan permasalahan-permasalahan yang masih dirasakan oleh pelaku UMKM. Selain itu ingin mendengar komitmen baik itu dari Asosiasi, komponen pariwisata maupun akademisi, terhadap akses pasar yang bisa diberikan kepada pelaku UMKM.

Lanjut dijelaskan, dari hasil diskusi tersebut, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian semua pihak baik pemerintah daerah, pelaku UMKM maupun asosiasi. Perlu adanya perubahan sikap mental, mindset bagi pelaku UMKM, perlu diperkuat jiwa kewirausahaannya. Sehingga diharapkan UMKM memiliki daya tahan yang tangguh, memiliki komitmen untuk menghasilkan produk yang berkualitas, kuantitasnya memadai dan kontinyuitas. “Tentu terhadap persoalan modal, pemerintah daerah akan mempertimbangkan, mencarikan jalan keluar terkait persoalan pasar, ” terangnya.

Salah satu narasumber yakni Kadiskop, UKM dan Perdagangan Badung I Ketut Karpiana menyampaikan bahwa salah satu misi dari Dinas yang dipimpinnya yakni “Memperkuat UMKM sebagai pilar perekonomian masyarakat”. Dikatakan, di Badung sampai dengan bulan Agustus 2018 jumlah UMKM sebanyak 18.178 unit usaha. Sebagian besar usaha mikro (95%).

Ada beberapa permasalahan yang dihadapi UMKM seperti faktor pengetahuan, kendala legalitas usaha, kurangnya jaringan untuk pendistribusian barang, pembukuan masih manual dan ketidakpahaman hukum terkadang menghambat UMKM. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihak Diskop UKM telah memfasilitasi pelaku UMKM dengan pendampingan dari klinik UMKM.  Sinergi program antar perangkat daerah,  pendidikan dan pelatihan, workshop, pameran, inkubasi ide bisnis, seminar dan kemiteraan usaha serta pemberdayaan UMKM.

Lanjut disampaikan Badung memiliki banyak jenis usaha UMKM seperti agrowisata D’Alas yang berlokasi di Br. Jempanang, Desa Belok Sidan, Petang, produk Asparagus di desa Pelaga, Produk kopi di Kecamatan Petang, Kerajinan handycraft, furniture serta produk pangan. Jenis usaha terdebut sebagian besar telah difasilitasi untuk dapat menembus pasar parisiwata. Kedepan diharapkan perlu peningkatan sinergi antara UMKM dengan sektor Pariwisata. “Saat ini dari komitmen Bapak Bupati, kami telah lakukan upaya-upaya sinergi dan mendorong usaha dan produk UMKM di Badung untuk bisa memenuhi pasar pariwisata di Badung Selatan, ” terangnya.