Denpasar (Metrobali.com)-

Eliminasi anjing liar di Kabupaten Badung menuai protes sejumlah kalangan masyarakat. Protes itu salah satunya datang dari pentolan grup band Superman Is Dead (SID), Jerinx. Drummer grup band ternama Tanah Air itu protes lantaran terjadi pembunuhan terhadap anjing liar secara sadistis.

Melalui akun twitternya, @JRX_SID, ia mengecam penyiksaan terhadap hewan tersebut. “Demi APEC anjing-2 di seputaran Nusa Dua/Jimbaran diracun/dipukuli sampai mati. Semoga nanti anak-cucumu jadi anjing,” kicau Jerinx.

Dikonfirmasi hal tersebut, Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakanlut) Badung, Made Badra membantah pihaknya melakukan eliminasi dengan cara meracun dan memukul anjing sampai mati.

“Kalau kami (melakukan eliminasi) tidak pernah menggunakan racun, apalagi memukul-mukul anjing sampai mati,” katanya, Senin 16 September 2013.

Menurut pejabat asal Kuta ini, ada protap khusus dalam proses eliminasi anjing. Anjing yang dimusnahkan adalah anjing liar yang tidak bertuan. Sedangkan bagi anjing milik masyarakat tidak dieliminasi kecuali anjing itu sakit atau atas permintaan pemiliknya. Kendati begitu, ia mengimbau masyarakat pemilik anjing agar mengikat atau mengandangkan binatang peliharaannya agar tidak mengganggu orang lain.

Sebab, jika anjing tersebut sampai mengigit orang, maka sesuai peraturan daerah (perda) Kabupaten Badung yang bertanggungjawab atas korban adalah pemilik anjing.

“Kalau (anjing) ada pemiliknya kita tidak eliminasi, kecuali anjing itu sakit. Tapi, kita sarankan kepada pemilik agar anjingnya diikat atau dikandangkan,” paparnya.

Bagi anjing peliharaan yang ditemukan lepas, maka petugas akan mengumumkan keberadaan anjing tersebut kepada masyarakat sekitar. Jika dalam waktu satu sampai dua hari tidak ada yang mengakui sebagai pemilik, baru anjing tersebut dimusnahkan.

Dalam proses eliminasi, Badra menegaskan caranya tidak diracun ataupun dipukul sampai mati, melainkan ditangkap, ditidurkan dan disuntik mati. Dengan begitu, anjing tidak akan merasakan sakit.

“Saya tegaskan, petugas kami tidak pernah memakai racun. Selama eliminasi kami pasti melibatkan aparat desa disana dan itu ada jadwalnya,” katanya.

Badra menegaskan apa yang disampaikan oleh Jerinx, di mana anjing diracun dan dipukul hingga mati bukanlah perbuatan petugas instansinya. “Itu bukan petugas kami. Mungkin saja itu di luar dinas kami,” paparnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan dugaan pembantaian tersebut jika menemukan orang atau pihak-pihak tertentu yang meracun atau membunuh anjing secara onar.

“Bagi masyarakat, kalau ada gejala seperti itu (membunuh anjing dengan racun) tolong dilaporkan. Kami akan menyelidiki masalah ini. Jangan sampai ada oknum-oknum tertentu memanfaatkan hal ini untuk kepentingan tertentu,” tukas Bandra. AN-MB