ilustrasi wanita bekerjaJakarta (Metrobali.com) –

Terlalu banyak bekerja diketahui kurang baik untuk kesehataan fisik dan mental. Karenanya, sesibuk-sibuknya pekerjaan, sempatkanlah waktu untuk istirahat dan liburan. Jika bisa, ambil cuti hingga beberapa hari bahkan minggu agar lebih puas menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman untuk berwisata.

Sayangnya tidak semua orang bisa dengan mudahnya mengajukan cuti untuk liburan. Apalagi untuk wanita. Menurut penelitian, mereka lebih jarang ‘meliburkan diri’ dari pada rekan pria. Dan alasannya yang melatarbelakanginya bisa dibilang cukup menyedihkan.

Hal tersebut terungkap pada sebuah studi yang dilakukan U.S Travel Association beberapa waktu lalu. Dikatakan jika saat ini ada kenaikkan jumlah pengajuan cuti dalam 15 tahun belakangan. Meski begitu, itu tampaknya tak membawa pengaruh besar pada wanita. Karena hanya 44% dari mereka saja yang menggunakan semua jatah cutinya.

Padahal berdasarkan riset, wanitalah yang lebih banyak menganggap jika liburan sangat penting untuk mereka. Tapi nyatanya, hanya sebagian wanita millennial yang memanfaatkan jatah libur dengan maksimal. Sedangkan sebanyak 51% pria millennial diketahui lebih banyak ambil cuti untuk berwisata.

Apa sebabnya? Ternyata wanita merasa bersalah atau takut dianggap tidak berkomitmen dengan pekerjaan jika terlalu sering cuti.

“Kita harus meninggalkan kekeliruan mengenai ‘etika bekerja’ yang sebenarnya sama dengan penyiksaan. Bukan hanya pegawai mengorbankan wakunya, kebiasaan-kebiasaan ini bisa merusak karier mereka,” kata Cait Debaun selaku direktur komunikasi dari proyek ini.

Katie Denis yang merupakan senior direktur proyek ini pun mengungkapkan alasan mengapa pria lebih banyak ambil cuti. Menurutnya, pria lebih merasa percaya diri dan aman dengan pekerjaan mereka. Sedangkan wanita, terutama mereka yang tahun ini berusia 19-35, cenderung lebih menyembunyikan kebutuhan untuk liburan. Kalaupun mereka melakukannya, mereka akan meminta maaf atau merasa bersalah karena sudah meninggalkan rekan-rekan.

Hal ini tentu sangat disayangkan karena liburan sebenarnya punya banyak manfaat untuk perkembangan karier. Cuti memberi otak dan tubuh kesempatan untuk memperbaiki diri dari stres sehari-hari. Karenanya, Anda bisa jadi lebih fokus dan banyak ide inovatif ketika kembali ke kantor.

Mereka yang mengutamakan liburan juga diketahui punya risiko lebih kecil terhadap penyakit jantung. Pecinta traveling pun punya kemampuan lebih baik dalam mengontrol emosi. Sumber : Wolipop