Kalpataru

Jakarta (Metrobali.com)-

Salah satu penerima penghargaan Kalpataru, N Akelaras mengatakan pembinaan terhadap masyarakat di pinggir hutan untuk melakukan penghijauan adalah kodratnya sehingga dirinya tidak memikirkan untuk meraih hadiah atau penghargaan.

“Sebenarnya saya tidak pakam (ada penghargaan lingkungan), yang saya lakukan sepertinya itu rahmat dan kodrat. Saya tidak mikir dapat hadiah,” kata warga Kelurahan Bangun Sari, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, ini di Istana Bogor, Jumat (5/6).

Hal ini diungkapkan Akelaras ketika ditanya Presiden Joko Widodo tentang arti Kalpataru dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup Dunia yang dipusatkan di Istana Bogor.

Presiden juga menanyakan apa saja yang dilakukannya sehingga mendapat penghargaan Kalpataru ini. “Saya membina masyarakat untuk melakukan pembibitan tanaman, khususnya tanaman keras (pohon),” jawab Akelaras.

Akelaras juga mengungkapkan bahwa pembinaan lingkungan tidak dilakukan di Deli Serdang saja, namun juga dilakukan di Aceh dan Riau.

“Ini yang kita cari. Kalau kita punya seribu kaya Pak Akelaras ini sudah rampung masalah lingkungan di Indonesia,” kata Presiden Jokowi.

Presiden memberikan penghargaan Kalpataru kategori perintis lingkungan kepada tiga orang yakni Ir Dian Rossana Anggraini dari Dusun Bukit Betung, Kelurahan Parit Padang, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung; N Kelaras warga Kelurahan Bangun Sari, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dan Laing Usat warga Desa Pura Sajau, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Penghargaan Kalpataru ini diberikan kepada orang atau kelompok masyarakat yang telah melakukan penyelamatan lingkungan hidup dengan menunjukan kepeloran dan sumbangsihnya.

Penghargaan Kalpataru untuk kategori pengabdi lingkungan diberikan kepada Ir Januinro MSI dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah; Mashadi dari Desa Pagejugan, Brebes, Jawa Tengah dan Sri Partiyah dari Desa Duwet, Kecamatan Bendo, Magetan, Jawa Timur.

Untuk kategori penyelamat lingkungan diberikan kepada Lembaga Adat Lekuk 50 Tumpi, Lempur, dari Desa Lempur Mudik, Kerinci, Jambi; LSM Tunas Hijau dari Pakuwon City, Kelurahan Kejawan Putih Tambak, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya dan Yayasan Bambu Indonesia dari Perum Bumi Cibinong Endah, Cibinong, Jawa Barat.

Kategori pembina lingkungan diberikan kepada Ir Kamir Raziudin Brata MSc darri Cibanteng, Ciampea, Bogor dan Ir Bebasari dari Kelurahan Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta.

Dalam kesempatan ini, presiden juga memberikan penghargaan Adiwiyata Mandiri kepada 95 sekolah di tersebar di 20 provinsi. AN-MB