darma 1
 
Tabanan ( Metrobali.com) –
 
Suksesnya perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1936 di Bali, khususnya di Tabanan, tidak terlepas dari dukungan seluruh komponen masyarakat, baik warga hindu maupun non hindu. Hal ini patut diberikan apresiasi serta diterapkan di perayaan nyepi tahun-tahun berikutnya. Jadikanlah perayaan Nyepi sebagai momen introspeksi diri, mengevaluasi kembali segala keberhasilan dan kegagalan yang telah kita alami di tahun sebelumnya serta kedepankan konsep menyama braya. Demikian disampaikan Bupati tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti saat menghadiri Dharma Santi penyepian di Kantor Bupati setempat, Rabu (14/5) pagi.

Acara silaturahmi yang berlangsung sangat hangat tersebut dihadiri pula, Ketua DPRD Tabanan Ketut Suryadi, Sekkab Tabanan Nyoman Wirna Ariwangsa, Ketua Persatuan Hindu Dharma Indonesia ( PHDI ) Provinsi Bali Gusti Ngurah Sudiana,  Ida Cokorda Anglurah Tabanan, Para Sulinggih, Kalangan Muspida, seluruh jajaran SKPD, Majelis Agama serta tokoh masyarakat.
 
Dalam kesempatan tersebut Bupati Eka mengucapkan rasa syukur serta terima kasihnya karena perayaan Nyepi tahun ini berjalan sangat lancar dan tidak ada insiden yang menodai jalannya penyepian. Pihaknya juga memberikan apresiasi kepada seluruh warga, terutama non hindu karena sudah menunjukkan toleransi serta solidaritas yang tinggi dengan ikut menjalankan perayaan nyepi.
Bupati Eka menambahkan, makna nyepi merupakan ungkapan kasih saying. Bupati Eka berharap kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Tabanan yang sudah berjalan dengan baik, kedepan dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan. Karena kerukunan merupakan fondasi dasar untuk menjalankan pembangunan di Tabanan. “Saya berharap kerukunan antar umat beragama di Tabanan bisa terus ditingkatkan. Karena membangun Tabanan memerlukan sentuhan seluruh komponen masyarakat,” harapnya.
 
Sementara Ketua PHDI Provinsi Bali, Gusti Ngurah Sudiana memaparkan, makna Nyepi sesungguhnya adalah menciptakan suatu keheningan, karena dengan hening kita mampu mengendalikan seluruh gerak dari indriya kita, dan dengan hening pula kita mampu mengontrol hal-hal yang bersifat negatif. “Dengan menjaga pikirean, perkataan dan perbuatan banyak hal positif yang kita dapatkan. Karena ketiga hal tersebut merupakan modal utama dalam menciptakan kedamaian,” ujarnya.
 
Pada kesempatan tersebut Bupati Tabanan juga memberikan bingkisan kepada sulinggih. EB-MB