Jembrana,  (Metrobali.com)

Dihari Tani Nasional yang jatuh setiap 24 September, Pemerintah Kabupaten Jembrana terus mendorong petaninya untuk terus berproduksi. Bahkan, di tengah pandemi virus corona (COVID-19) ini, tepatnya pada Pertengahan September 2020, petani di Kabupaten Jembrana mulai panen padi khususnya di Subak Kali Kembar Desa Baluk Kecamatan Negara, Kamis (24/9)

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, I Wayan Sutama dalam kesempatannya mengatakan tahun ini panennya masih berlangsung. Jadi,untuk panennya jalan terus. Untuk September ini, ada panen kurang lebihnya sekitar 1300 Ha per bulan September. Terkait di subak Kali Kembar desa Baluk ini kita melibatkan semua Seke Panen, ditahun 2020 ini di Kabupaten Jembrana setiap bulannya ada tanam dan juga ada panen. Sehingga prediksikan untuk tahun 2020 ini sampai dengan akhir tahun 2020 stok beras dan padi atau gabah di Jembrana ini diyakini aman sampai akhir tahun.

“Kami ucapkan selamat untuk para petani dalam peringatan hari Tani nasional yang jatuh pada 24 September 2020 ini semoga Pertanian di Jembrana semakin Maju, Mandiri dan Modern.”ujar Wayan Sutama

Menurutnya, masing-masing Subak punya pola dan waktu tanam tersendiri. Bahkan, dalam satu tahun mereka mampu tanam 2-3 kali. Petani di sini sangat menjunjung kearifan lokal. Sehingga pola tanam sesuai dengan kebijakan Subak (kelompok tani). Melalui pola tanam tersebut, masa tanam dan panen di Jembrana bisa berkelanjutan

“Karena itu, peran Subak sangat penting. Masing-masing Subak punya aturan tersendiri. Bahkan, mereka bisa turun (tanam) bersamaan sesuai awig-awig (aturan) subak,”paparnya.

Wayan Sutama mengatakan padi yang dipanen untuk di desa Baluk disubak Kali Kembar ini mencapai 42 Ha, untuk hasil panen nya diprediksi sekitar 7,5 sampai 8 ton/ha untuk gabah kering dan panen. Sedangkan untuk harga Gabahnya saat ini Rp 4.700/kg (GKP). Petani Jembrana umumnya menjual padinya langsung ke penebas. Sebagian kecil padi hasil panen tersebut di simpan untuk kebutuhan sehari-hari.

Ia juga menjelaskan petani yang panen padi di Jembrana juga memamfaatkan combine harvester besar dan kecil. Bahkan, sebagian petani mulai olah lahan dengan traktor.

“Alsintan yang dikelola Subak juga jalan. Agar tak terjadi gejolak sosial, kita juga masih menggunakan tenaga kerja lokal, Subak di Jembrana hampir semuanya menerima bantuan pemerintah berupa alsintan pra panen maupun paska panen. Alsintan tersebut dikelola melalui Subak. Karena Subak ini merupakan organisasi kemasyarakatan yang langsung berhubungan dengan petani,” katanya.

Wayan Sutama menghimbau agar petani selalu menjaga kewaspadaannya terhadap pandemi corona. Meski terdampak, pertanian tidak boleh berhenti untuk ketersediaan pangan.

“Maka, kita himbau petani tetap bekerja dan jaga kesehatan, jaga jarak dan tetap gunakan masker,”tutupnya. (Humas Pemkab Jembrana)