Johan Budi

Jakarta (Metrobali.com)-

Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Ketua KPK Johan Budi mengungkapkan kronologi penerimaan paket yang diduga bom ke rumah penyidik Kompol Afief Julian Miftah pada Minggu (5/7) malam.

“Jadi semalam sekitar pukul 21.00 WIB, penyidik kita mendapati barang atau semacamnya yang ada kabel-kabelnya. Benda itu ditemukan di depan rumah penyidik KPK, atas temuan ini kemudian penyidik kami menelepon Polsek,” kata Johan dalam konferensi pers di gedung KPK Jakarta.

Rumah Afief berada di Jalan Anggrek, Blok A Nomor 160 Perumahan Mediterania Regency, Kelurahan Cikunir, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.

“Kemudian Polsek juga berkoordiansi dengan Polda Metro Jaya dan pada saat itu jgua dikirim tim Gegana oleh Polda Metro Jaya karena di situ keliahatan seperti kabel-kabel maka benda diduga mirip bom itu diledakkan tak jauh dari rumah penyidik KPK,” ungkap Johan.

Namun setelah diamati ternyata benda tersebut bukan bom.

“Saat ini perkara ini atau dugaan teror ini sudah kami serahkan kepada pihak Kepolisian dan pihak kepolisian kemudian melakukan investigasi dan sudah mendatangkan tim ke rumah penyidik kami. Selanjutnya kami serahkan sepenuhnya pada hasil penyelidikan yang dilakukan tim Polri karena ini memang kewenangan pihak Kepolisan,” ungkap Johan.

Hingga saat ini ia pun belum tahu motif peletakan benda mirip bom tersebut.

“Sampai hari ini kami belum tahu apa motif dari peletakan benda yang mirip bom itu.

Ini perlu saya sampaikan agar informasi tidak liar dan jangan dulu dikait-kaitkan dengan situasi saat ini, apalagi dikait-kaitkan dengan penanganan perkara di KPK,” jelas Johan.

Namun Johan mengatakan akan memberikan perlindungan kepada kepada Afief.

“Di sisi lain kami punya kewajiban memberikan perlindungan. Ada langkah-langkah tertutup yang dilakukan KPK meski kita minta bantuan Polda Metro untuk memberikan pengamanan kepada penyidik, beberapa waktu lalu sudah kita sampaikan sebenarnya kepada penyelidik kepolisian,” ungkap Johan.

Johan juga mengakui bahwa peletakkan benda mirip bom itu bukan teror yang pertama yang diterima oleh Afif.

“Sebelumnya memang ada semacam teror juga ke yang bersangkutan. Mobil dia dikempesin memakai semacam paku. Tapi satu ban itu bolongnya lebih dari satu,” ungkap Johan. AN-MB