Badrodin Haiti

Jakarta (Metrobali.com)-

Wakapolri Komjen Badrodin Haiti mengatakan bahwa Poso, Sulawesi Tengah, bukan menjadi satu-satunya wilayah para simpatisan paham Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

“Nggak hanya Poso yang menjadi kantong ISIS,” katan Badrodin, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (17/3).

Ia menyebut beberapa wilayah lain seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan juga ditengarai menjadi kantong para simpatisan ISIS.

Pihaknya mengaku mengalami kesulitan untuk menindak para simpatisan ISIS yang belum melanggar hukum. “Kami nggak punya instrumen penegakkan hukum anggota ISIS yang belum melanggar hukum. Tapi bagi mereka yang sudah melanggar hukum, tentu akan kami tindak sesuai dengan UU,” tegasnya.

Kendati demikian, dikatakannya, Polri juga bekerja sama dengan para ulama di daerah-daerah tersebut untuk melakukan upaya deradikalisasi terhadap orang-orang yang teridentifikasi sebagai para simpatisan ISIS serta masyarakat yang telah terekspos paham radikal. “Kami lakukan beragam upaya untuk menangkal terorisme termasuk koordinasi dengan para ulama,” katanya.

Hingga saat ini 16 orang WNI yang memisahkan diri di Turki dari biro perjalanan Smailing Tour pada 24 Februari 2015, belum diketahui keberadaannya.

Sementara pada 4 Maret 2015, otoritas keamanan Turki menahan 16 WNI lainnya di rumah penampungan sementara di Turki.

Polri pun masih menyelidiki motivasi keberangkatan 16 WNI yang ditangkap di Turki tersebut.

“Ada berbagai macam dugaan. Mereka dipengaruhi pihak tertentu, pertama untuk menjalankan syariat Islam secara utuh dengan berjihad dan mendapatkan penghasilan yang cukup,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divhumas Polri Kombes Rikwanto.

Menurut dia, ISIS menjanjikan penghasilan cukup besar kepada pihak yang mau bergabung. “ISIS menjanjikan Rp20 juta sebulan di sana,” katanya.

Keenam belas WNI tersebut, menurut Rikwanto, memang berangkat dari Indonesia menuju ke Suriah melewati Turki dengan niat bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun niatan mereka terlebih dahulu diketahui oleh pihak keamanan Turki dan ditangkap.

Sementara Polri dalam hal ini Densus 88 Antiteror Mabes Polri berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kementerian Luar Negeri serta Badan Intelijen Negara (BIN) telah memberangkatkan perwakilannya ke Turki untuk menyelidiki motivasi dan sponsor keberangkatan 16 WNI yang ditangkap tersebut.