Rili di Coral Triangel Center (CTC) di Sanur, Denpasar

Denpasar, (Metrobali.com)‎ –

Executive Director Coral Triangel ‎Center, Rili Djohani memaparkan data cukup memprihatinkan mengenai kondisi alam bawah laut Indonesia, dalam hal ini terumbu karang. Menurutnya, sekitar 75 persen terumbu karang yang ada dunia terdapat di Indonesia. Namun, kondisinya kini amat memprihatinkan. Sekitar 85 persen terumbu karang itu dalam kondisi kritis.
“Ada banyak laporan kasus sekitar 85 persen sudah terdampak masalah seperti pencemaran lingkungan, perubahan iklim atau dari penangkapan ikan yang tak ramah lingkungan dan itu sudah sangat berbahaya dari segi keberlangsungan hidup coral itu sendiri,” kata Rili di Coral Triangel Center (CTC) di Sanur, Denpasar, Sabtu (16/12).
Menurutnya, dunia memiliki harapan yang besar kepada Indonesia untuk dapat bergerak aktif menyelamatkan habitat terumbu karang. Sebab, untuk bertambah satu sentimeter saja, dibutuhkan waktu sekitar 100 tahun bagi terumbu karang.
“Tahun depan akan ada pertemuan di sini yang membahas hal ini. Di sana nanti akan disampaikan upaya konservasi yang sudah dilakukan oleh Indonesia,” tuturnya. CTC sendiri hadir untuk berperan aktif menjaga kondisi alam bawah laut Indonesia.
“Kami berperan aktif meminta pastisipasi lokal dari masyarakat untuk bertanggungjawab bersama-sama menjaga kelestarian coral,” ujarnya. “Menurut saya harapan masih ada. Tapi memang waktunya tidak lama lagi. Untuk itu kita harus bersama-sama mendorong kesadaran dari masyarakat untuk ikut melestarikan terumbu karang.”
Ada banyak cara yang bisa dilakukan menurut Rili. Salah satunya adalah melalui konservasi perairan kelautan, promosi kegiatan tourism yang tidak merusak keindahan alam laut dan lainnya. “Yang terpenting adalah kerja sama semua pihak. Kita maju bersama-sama melestarikan kelestarian kehidupan pesisir dan kelautan kita,” tutup dia. (Laporan Bobby Andalan)