Keterangan foto: Ekonom dan pendiri Ekonomi Bali Creatif H.M. Eko Budi Cahyono, S.E.,M.M.,M.H.,yang juga caleg DPR RI dapil Bali dari PKB nomor urut 2/MB

Denpasar (Metrobali.com) –

Pertemuan Tahunan IMF (International Monetary Fund) -World Bank (IMF-WB) yang akan berlangsung 8-14 Oktober 2018 tinggal menghitung hari. Perhelatan akbar ini membawa dampak langsung maupun dampak tidak langsung  bagi perekonomian Bali baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Namun event internasional ini dikhawatirkan tidak hanya membawa dampak positif, namun juga bisa memicu implikasi negatif bagi masyarakat. Menurut ekonom yang juga pengusaha ekonomi kreatif Bali H.M. Eko Budi Cahyono, S.E.,M.M.,M.H., pagelaran IMF-WB ini bisa memicu adanya inflasi.

“Pemerintah harus waspada ekses negatif dari IMF-World Bank yang bisa saja memicu adanya inflasi dan kenaikan harga di masyarakat khususnya di sektor pangan,” kata Eko Cahyono di Denpasar, Jumat (28/9/2018).

Pria yang juga caleg DPR RI dapil Bali dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) nomor urut 2 itu menjelaskan dengan event IMF-WB yang mendatangkan hampir 20 ribu peserta baik kepala negara maupun para delegasi serta tamu VIP dari 189 negara memicu adanya lonjalan permintaan terhadap kebutuhan pangan untuk konsumsi para peserta pertemuan itu. Kondisi itu seiring dengan adanya lonjakan dalam pemintaan akomodasi.

Memang diakui pemesanan terhadap akomodisi ini sudah direncanakan jauh hari sebelumnya sehingga bisa diprediksi dan disiapkan berbagai kebutuhan pangan untuk konsumsi. Namun biasanya kedatangan para peserta pertemuan internasional sekelas IMF-WB ini juga diikuti oleh kedatangan rombongan yang tidak terduga. Misalnya anggota keluarga para delegasi yang ingin ikut berlibur menikmati suasana dan keindahan pulau Dewata.

Tentu kedatangan rombongan anggota keluarga para  delegasi ini tidak masuk dalam rombongan resmi peserta IMF-WB dan bisa saja tidak terdata dari jauh hari sebelumnya. Namun mereka datang beberapa hari mejelang puncak pelaksaaan pertemuan itu.

Jika satu orang peserta saja bisa membawa minimal 5 orang hingga 10 orang anggota keluarganya maka yang datang ke Bali terkait event IMF-WB ini bukan hanya 19 ribu sampai 20 ribu  dari peserta saja tapi bisa mencapari 100 ribu hingga 200 ribu ditambah anggota keluarga atau kerabat.

“Jadi ada poteansi lonjakan permintaan yang berujung pada naiknya harga pangan dan kebutuhan pangan di masyarakat. Maka jika inflasi ini terjadi, masyarakat akan dirugikan dari dampak IMF-WB ini,” terang Eko Cahyono yang juga pendiri Bali Ekonomi Creatif itu.

Untuk itu, pria yang juga konsultan ekonomi manajemen keuangan dan properti itu meminta pemerintah daerah melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap potensi inflasi ini. Misalnya dengan menjaga ketersediaan pasokan pangan dengan menambahkan distribusi pasokan dari luar Bali.

“Kalau terlalu banyak impor tentu akan memicu masalah baru. Jadi sebaiknya ambil kebutuhkan pangan dari luar daerah Bali,” ungkap pria yang juga penulis buku ekonomi bisnis “best seller” berjudul “Sukses Ada di Pikiran dan Infrastruktur Ekonomi” itu.

Seperti diketahui, untuk menyukseskan pagelaran IMF-WB ini, Bali memperoleh dukungan pembangunan infrastruktur berupa pengembangan Bandara Ngurah Rai, Underpass Simpang Ngurah Rai, Pengembangan Pelabuhan Benoa, Rampungnya Proyek GWK dan Penanganan TPA Sarbagita Suwung. Selain infrastruktur, pertemuan tingkat dunia terbesar ini juga diharapkan berdampak positif bagi perekonomian Pulau Dewata.

Hal ini mengingat, lMF-WB akan dihadiri 189 negara dengan jumlah peserta mencapai 19.800 orang. Total dampak Iangsung bagi perekonomian diperkirakan mencapai Rp.5,9 triliun. Selain memperoleh dampak Iangsung, Bali juga mendapat manfaat ekonomi secara tidak Iangsung sehingga secara keseluruhan akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Pulau Dewata.

Oleh karena besarnya dampak positif bagi Daerah Bali, Gubernur Bali Wayan Koster mengharapkan komitmen penuh dan dukungan seluruh komponen untuk menyukseskan event ini. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota bersama seluruh masyarakat Bali diminta bersatu dalam mewujudkan suasana aman, nyaman dan damai.

Pewarta : Widana Daud
Editor: Hana Sutiawati