wanita hamil

Denpasar (Metrobali.com)-

Kepemilikan anak bagi perempuan Bali yang sudah membentuk rumah tangga (berkeluarga) rata-rata 2,3 anak sesuai hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012.

“Kondisi itu menunjukkan kecendrungan meningkat dibanding hasil SDKI 2010 yang hanya tercatat rata-rata memiliki 2,14 anak,” kata Kepala Bidang Adpokasi Pengerahan dan Informasi (Adpin) BKKBN Provinsi Bali Drs I Nyoman Sumiarta di Denpasar, Selasa (15/4).

Padahal, lanjut dia, selama tiga dasa warsa sebelumnya (1970-2000) kecendrungan wanita Bali memiliki anak rata-rata terus berkurang.

Rata-rata kepemilikan anak (total fertility rate-TFR) pada tahun 1970 mencapai 5,96 anak berhasil ditekan menjadi 3,97 anak pada tahun 1980.

Kondisi itu berhasil ditekan lagi menjadi 2,28 anak pada tahun 1980 dan pada tahun 2000 rata-rata wanita Bali hanya mempunyai 1,89 anak berkat program keluarga berencana (KB) yang menjangkau sebagian besar pasaran usia subur (PUS).

Nyoman Sumiarta menjelaskan, namun belakangan hasil SDKI tahun 2012 menunjukkan adanya kenaikan rata-rata wanita Bali mempunyai anak dari 2,14 anak menjadi 2,3 anak.

Hal itu patut diwaspadai dan memerlukan perhatian dan dukungan semua pihak dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di Pulau Dewata.

Dukungan tersebut dari para suami istri untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), terutama pasangan usia subur (PUS) dalam mengatur dan mengendalikan pertumbuhan penduduk.

Sumiarta mengharapkan, dengan dukungan dan peranserta semua pihak diharapkan TFR Bali dapat terus ditekan sehingga sasaran rata-rata 2,1 anak pada tahun 2015 dapat dicapai.

Selain terus berupaya memperbaiki TFR, Bali juga bertekad menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terlayani dari 9,1 persen menjadi lima persen dari jumlah PUS.

pihaknya lewat berbagai program juga meningkatkan usia kawin pertama pada perempuan dari rata-rata berunur 22,7 tahun menjadi 23,1 tahun.

Perwakilan BKKBN Provinsi Bali mempunyai kontrak kinerja program (KKP) sebanyak 69.829 peserta keluarga berencana (KB) baru tahun 2014 yang dibagi habis oleh sembilan kabupaten dan kota di daerah ini.

KKP itu 40.357 peserta di antaranya KB baru menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan sisanya berbagai jenis alat kontrasepsi lainnya, ujar Nyoman Sumiarta. AN-MB