MASYARAKAT Bali kini kembali menikmati Pesta Kesenian Bali (PKB). PKB ke 34 tahun ini mengusung tema ‘’Paras Paros’’ Dinamika dalam Kebersamaan. Pesta senin tahunan ini memang ditunggu tunggu oleh krama Bali.

Dalam catatan sejumlah sejarawan, Bali memang unik, bahkan unik dalam berbagai aspek kehidupan. Dari aspek seni budayanya, masyarakat Bali telah menunjukkan kepada dunia, betapa tingginya komitmen untuk melestarikan dan mewariskan nilai-nilai seni budaya leluhurnya kepada anak cucu masa depan. Berbagai cara dilakukan untuk pelestarian dan pewarisan dan salah satunya adalah melalui Pesta Kesenian Bali.

Sudah 34 tahun masyarakat Bali menggelar Pesta Kesenian Bali. Lima tahun lalu tepatnya PKB XXVIII sampai dengan PKB XXXII, tema umum yang diusung adalah ‘Menawa Ke Medawa. Tema tahunan PKB XXXII adalah Sudamala. Dan mulai PKB XXXIII sampai PKB XXXVII (2011-2015) tema umum yang diusung adalah ‘Segara Giri’ atau ‘Menapak Jejak Kehidupan’. Tema tahunan, pada PKB XXXIII ini tema yang diusung adalah ‘Desa Kala Patra” (Adaptasi Diri Dalam Multikultur), Tahun 2012 “Parasparos” (Kebersamaan), Tahun 2013 :”Taksu” (Membangkitkan Kreativitas dan Jati Diri), Tahun 2014 “Krtamase” (Keajegan Rasa menuju Ketertiban Semesta) dan Tahun 2015 “Jagadhita” (Mengokohkan Kesejahteraan Masyarakat).

Tema-tema tahunan ini memang sesuai dengan tujuan dari Pesta Kesenian Bali sebagai media penggalian, pelestarian, dan pengembangan aktivitas berkesenian masyarakat Bali. PKB adalah proses pembinaan yang berkelanjutan serta membangun potensi budaya lokal, berakulturasi dengan budaya nusantara dan mancanegara untuk mewujudkan keagungan peradaban dunia.

Karena itu pelaksanaan Pesta Kesenian Bali lima tahun kedepan dihadapkan pada beragam peluang dan tantangan baik dalam tataran lokal, Nasional dan maupun Global. Salah satu tantangan dimaksud adalah pengembangan Pesta Kesenian Bali menuju Pesta Kesenian Dunia, dan ditengah-tengah Bali merencanakan tahun 2011 sebagai Word Cultural Forum.

Sabtu 12 Juni 2011 lalu PKB XXXIII digelar secara resmi ditandai dengan pawai kesenian yang berlangsung semarak. Ribuan masyarakat Bali berduyun-duyun menyaksikan pawai yanhg digelar di depan rumah jabatan Gubernur Bali gedung Jayasabha, Jalan Surapati, Denpasar. Pawai PKB disaksikan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, dan kepala daerah kabupaten dan kota di Provinsi Bali. Ribuan masyarakat berdiri berjejer di sepanjang jalan Hayam Wuruk sepanjang dua kilometer dari lapangan Puputan Badung sampai lokasi PKB di Arda Candra, Art Center, Jalan Nusa Indah Denpasar. Anak-anak, muda-mudi hingga orang tua tampak berdesakan menyaksikan pawai PKB yang berlangsung tiap tahun tersebut.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menandai dimulainya Pesta Kesenian Bali XXXIII ini selama satu bulan dengan pemukulan gong. Setelah itu parade kesenian dari kabupaten dan kota di Bali dan provinsi lainnya serta duta-duta seni mancanegara. Seperti PKB tahun sebelumnya, para duta seni dari daerah menampilkan ciri khas keseniannya, mulai dari pakaian adat, ritual pernikahan, tari-tarian hingga gamelan. Kabupaten Badung tampil dengan atraksi mekotekan, kabupaten Gianyar mengarak bade dan lembu dalan ritual Ngaben, Kabupaten Tabanan mengarak Ngaben tikus sebagai simbol membasmi hama yang menyerang sawah.Dalam sapaannya kepada ribuan warga Bali, Gubernur Pastika mengatakan pihaknya akan memperbaiki pengaturan pawai sehingga memberikan kenyamanan kepada masyarakat dan wisatawan yang menyaksikannya.Ia berjanji PKB XXXIV tahun 2012 akan berjalan lebih nyaman dan lebih berkualitas lagi.

Data yang diperoleh dari panitia penyelenggara menyebutkan, PKB XXXIII ini melibatkan 15 ribu seniman dari Bali, 16 group dari luar Bali dan lima group dari luar negeri. Selama satu bulan ke depan para seniman itu akan memamerkan keseniannya melalui atraksi seni budaya yang berlangsung di Art Center Taman Budaya Bali. Khusus group kesenian dari luar negeri antara lain dari Jepang, Amerika Serikat, India, Malaysia dan Australia.

Kita Harus Hidup Berdampingan

Pada PKB tahun 2011 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono resmi membuka Pesta Kesenian Bali XXXIII di Taman Budaya (Art Center) Denpasar, Bali, Jumat 10 Juni 2011 malam. Presiden sekaligus membuka Utsawa Dharma Gita Tingkat Nasional dan Bali World Culture Forum.

Tema PKB tahun 2011 adalah ‘Desa Kala Patra (Adaptasi Diri dalam Multikultur). PKB ini sendiri berlangsung pada 10 Juni hingga 9 Juli 2011 dan menampilkan mozaik budaya kaya warna melalui pawai, pameran, pagelaran seni, sarahsehan, dan forum budaya dunia. Acara pembukaan PKB dipusatkan di panggung Arda Chandra, dibuka dengan penampilan tari pendet dari murid sekolah luar biasa yang dilanjutkan dengan pembacaan Sloka. PKB sendiri diresmikan oleh Presiden SBY dengan penancapan cayonan di atas bunga Padma Asta Dala.

Dalam sambutannya, Presiden yang tampil dengan mengenakan Udeng, ikat kepala khas Bali, mengatakan, tema PKB 2011 ini tepat dan inspiratif. “Tepat, karena kita hidup di negeri ini dengan ragam tradisi, budaya, yang berbeda dan karenanya kita mesti hidup berdampingan, saling mengisi, dan beradaptasi dalam masyarakat global yang multikultural,” kata Presiden. Lebih lanjut Presiden katakana keserasian sosial dan harmoni antarbudaya bangsa-bangsa dapat menghindarkan kita dari benturan peradaban. Melalui keserasian dan harmoni antarbangsa kita dapat membentangkan jembatan peradaban antara Barat dan Timur serta Utara dan Selatan.

Menurut Presiden, tema ini inspiratif karena dapat mengajak umat manusia di bumi menumbuhkembangkan nilai-nilai universal kekayaan budaya masing-masing negara. Presiden SBY yakin di dalam makna dan setiap peradaban yang adiluhur terdapat persamaan nilai-nilai budaya universal. Kata dia, dalam setiap budaya dan peradaban adiluhur tentu juga terdapat perbedaan, namun justru perbedaan yang melahirkan warna-warni keindahan dalam harmoni yang serasi. Dikatakan Presiden modal sosial ini dapat menjadi dasar bagi tumbuhnya nilai-nilai toleransi, adaptasi, dan harmoni dalam budaya global dan multikultural.

Sementara itu Gubernur Bali Mangku Pastika dalam sambutannya meminta agar para seniman Bali terus berkarya dan berkreasi dalam upaya dan pengembangan kebudayaan Bali yang adiluhur, sekaligus pembangunan dari pariwisata daerah dan pembangunan masyarakat Bali. Katanya pelaksanaan Pesta Kesenian Bali diarahkan sebagai upaya penggalian, pelestarian, dan pengembangan seni tradisional yang telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Gubernur katakana kegiatan ini sebagai upaya strategis dalam merevitalisasi nilai-nilai kesenian, sehingga tetap hidup dan berfungsi dalam masyarakat di tengah tantangan globalisasi dewasa ini.

Acara pembukaan oleh Presiden juga ditandai dengan pementasan sendratari Bhisma Dewabhrata oleh para mahasiswa-mahasiswi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Selain Presiden hadir pula dalam acara ini Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendagri Gamawan Fauzi, Menbudpar Jero Wacik, Menag Suryadharma Ali, Menpora Andi Alifian Mallarangeng, Mendiknas M Nuh, dan Seskab Dipo Alam. SUT-MB-Berbagai Sumber